Prosumut
Ekonomi

Milenial Harus Dukung Industri Sawit Nasional

PROSUMUT – Kelompok milenial kini seolah menjadi primadona dalam segala hal, termasuk segmentasi bisnis industri sawit nasional. Hal ini tak lepas dari jumlahnya yang mencapai 88 juta jiwa hingga tahun 2018 lalu, atau mencapai 33,75 persen dari total populasi masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Untuk itu, kaum milenial harus mendukung industri nasional.

Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS), Eddy Abdurrahman mengatakan, dari data tersebut dapat dipastikan bahwa kelompok usia 17 sampai 39 tahun merupakan generasi terbanyak pada periode bonus demografi tahun 2020-2030. Dan, salah satu karakteristik khas yang melekat pada generasi millennial diantaranya adalah kedekatannya dengan dunia digital.

“Selain itu, generasi milenial juga ditandai dengan kemampuannya mengakses informasi dalam jumlah banyak pada waktu yang relatif singkat. Interaksi komunikasi antar generasi milenial sangat intens dengan penggunaan sarana komunikasi yang beragam. Dengan kondisi tersebut, generasi milenial dapat menjadi medium penyebarluasan informasi yang cukup efektif di dalam negeri,” ungkap Eddy Abdurrahman pada kegiatan Digital Talk Show (Digitalk) yang bekerja sama dengan warta ekonomi di Medan Kamis 4 Juni 2020.

Dikatakan Eddy, Kota Medan menjadi kota pertama dipilih sebagai lokasi untuk penyelenggaraan tahap pertama. Selain Medan, event Digitalk ini juga akan digelar di berbagai kota lain secara bergantian, untuk dapat menyapa semakin banyak lagi kalangan milenial di kota-kota lainnya di Indonesia.

Lewat kegiatan ini, diharapkan dapat turut mendorong generasi milennial Indonesia untuk semakin mengenal dan bangga terhadap keberadaan industri sawit sebagai salah satu kekuatan utama Indonesia dalam hal pemanfaatan energi di masa mendatang. Juga, bargaining position di tengah interaksinya di dunia internasional.

Namun sayangnya, generasi milenial Indonesia sejauh ini justru belum memiliki pemahaman yang baik tentang fakta objektif terkait perkebunan dan industri kelapa sawit yang notabene merupakan salah satu kekuatan utama Indonesia di dunia internasional.

“Pemahaman awam ini dikhawatirkan dapat membuat generasi milenial menjadi rawan mengambil kesimpulan yang keliru dan bahkan terjebak pada informasi-informasi negatif tentang industri sawit,” papar Eddy.

Bahkan, sambung dia, maraknya kampanye negatif terhadap sawit yang muncul secara terus-menerus dengan isu-isu yang berubah-ubah menjadikan generasi milenial rentan mengembangkan persepsi negatif terhadap industri sawit.

“Hal ini jelas dapat merugikan sawit Indonesia karena generasi milenial berada pada usia produktif, sehingga persepsi negatif tersebut bisa berdampak langsung pada volume konsumsi produk-produk kelapa sawit di dalam negeri,” sebutnya.

Berkaca dari kondisi tersebut, Eddy menambahkan, diperlukan upaya penyampaian fakta-fakta objektif sawit kepada generasi milenial melalui kegiatan kampanye berkesinambungan yang sesuai dengan perilaku mereka. (*)

 

Reporter : Nastasia
Editor        : Iqbal Hrp
Foto            :

Konten Terkait

Perlahan Rupiah Mulai Menguat

Editor prosumut.com

“The Captain of Industries”, Eldin Tantang Millenials jadi Entrepreneur

Ridwan Syamsuri

Usai Libur Panjang, Rupiah dan IHSG Melemah

admin2@prosumut

Wacana Tax Amnesty Jilid II, WP Tak Patuh Jangan Diberi Ampun

Val Vasco Venedict

Dampak Virus Corona Harga Saham Turun 

Editor prosumut.com

Penambahan Kuota Rumah KPR Bersubsidi Masih Menunggu Anggaran

Editor prosumut.com
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara