Prosumut
Kesehatan

Kontroversi Penyediaan Alat Kontrasepsi Remaja, Dinkes Sumut: Hanya Diberikan Kepada yang Sudah Menikah

PROSUMUT – Penyediaan alat kontrasepsi bagi remaja menimbulkan kontroversi di berbagai kalangan.

Salah satunya, ada yang menolak keras akan penyediaan alat kontrasepsi bagi remaja itu dengan alasan aturan tersebut justru bisa menodai pendidikan kepribadian anak.

Sebab, remaja dianggap masih bersifat labil yang suka meniru dan mencoba.

Selain itu, penyediaan alat kontrasepsi pada remaja tersebut juga dinilai berbahaya karena seolah melegalkan seks bebas.

Menanggapi ini, Plt Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara Basarin Yunus Tanjung melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kabid Kesmas) Dinas Kesehatan Sumut, Hamid Rijal Lubis menyampaikan, sesuai arahan Kementerian Kesehatan bahwa layanan tersebut termasuk memastikan kesehatan reproduksi untuk remaja.

BACA JUGA:  RS Adam Malik Dukung Pembukaan Cath Lab di RSUD Rantauprapat, Perkuat Transformasi Layanan Rujukan

Di mana, pemerintah akan menggalakan pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi, serta pelayanan kesehatan reproduksi.

Program tersebut, antara lain mengedukasi tentang sistem, fungsi, dan proses reproduksi, menjaga kesehatan reproduksi, perilaku seksual berisiko dan akibatnya.

Kemudian, edukasi keluarga berencana, serta melindungi diri dan mampu menolak hubungan seksual.

Hamid menuturkan, sesuai yang disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr Mohammad Syahril, edukasi terkait kesehatan reproduksi termasuk juga penggunaan kontrasepsi.

Penyediaan alat kontrasepsi tidak ditujukan untuk semua remaja, melainkan hanya diperuntukkan bagi remaja yang sudah menikah dengan tujuan menunda kehamilan ketika calon ibu belum siap karena masalah ekonomi atau kesehatan.

BACA JUGA:  RS Adam Malik Dukung Pembukaan Cath Lab di RSUD Rantauprapat, Perkuat Transformasi Layanan Rujukan

“Jadi, penyediaan alat kontrasepsi itu hanya diberikan kepada remaja yang sudah menikah untuk dapat menunda kehamilan hingga umur yang aman untuk hamil,” jelasnya kepada wartawan, Rabu 7 Agustus 2024.

Dia menyatakan, pernikahan dini akan meningkatkan risiko kematian ibu dan anak.

Di samping itu, risiko anak yang dilahirkan akan menjadi stunting juga sangat tinggi.

Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Kesehatan tersebut, sasaran utama pelayanan alat kontrasepsi adalah pasangan usia subur dan kelompok usia subur yang berisiko.

BACA JUGA:  RS Adam Malik Dukung Pembukaan Cath Lab di RSUD Rantauprapat, Perkuat Transformasi Layanan Rujukan

Dengan demikian, penyediaan alat kontrasepsi tidak akan ditujukan kepada semua remaja.

“Agar masyarakat tidak salah persepsi dalam menginterpretasikan aturan tersebut, maka akan diperjelas dalam rancangan Peraturan Menteri Kesehatan sebagai aturan turunan dari PP tersebut.

Aturan turunan itu juga akan memperjelas mengenai pemberian edukasi tentang keluarga berencana bagi anak usia sekolah dan remaja yang akan disesuaikan dengan tahapan perkembangan dan usia anak,” pungkasnya. (*)

Editor: M Idris

Konten Terkait

Hambat Penyebaran Covid-19, Polsek Medan Timur Bagi Masker

Editor Prosumut.com

Bertambah 50, Data Covid-19 Sumut Tembus 1.601 Kasus

admin2@prosumut

Data Terbaru Covid-19 Sumut: 13.743 Positif, 11.239 Sembuh

Editor Prosumut.com

Tak Lagi Jadi Syarat Utama Perjalanan, Vaksinasi Booster Rendah

Editor prosumut.com

Video Viral Soal Hasil Cek Darah Lama Keluar, ini klarifikasi RSUP HAM

Editor prosumut.com

Hari Ini, Positif Covid-19 di Sumut Sudah 1.356 Orang

admin2@prosumut
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara