Prosumut
Film HiburanHiburan

Film Bre JLaS Segera Tayang di Bioskop

PROSUMUT – Perjuangan tim kreatif pembuatan Film Bre JlaS terjawab sudah. Surat kuasa yang diberikan kepada Jeremia Ginting oleh Muhammad Tempel Tarigan selaku penulis Novel ‘Jandi La Surong’ sekaligus Executive Produser Film Beru Ribu Ertima ‘Jandi La Surong’ ini menjadi langkah awal.

Setelah lima tahun berproses, Film Beru Ribu Ertima ‘Jandi La Surong’ kembali tayang di bioskop seluruh Indonesia. Film ini sebelumnya tayang perdana di Mikie Holiday Berastagi pada 19 Januari 2019 lalu.

Jere mewakili seluruh tim kreatif mengambil langkah-langkah menuju penayangan film dan misi menyelesaikan segala masalah terkait film (khususnya hutang produksi).

Atas dasar surat kuasa tersebut, Jere membentuk tim kecil bersama Beri Pana Sitepu (produser awal film) dan menggandeng Benson Kaban, produser film layar lebar Perik Sidua-dua sebagai promotor.

Penayangan kembali atau Re-Gala Premier, akan dilaksanakan di Cinepolis Plaza Semanggi dan Balai Sarbini Jakarta pada 18 Januari 2024.

Analgin Ginting, Master Trainer juga memberi tanggapan mengenai penayangan film layar lebar ini.

“Saya memiliki optimisme untuk menyukseskan film ini, karena dalam proses film tersebut terjadi yang namanya team development atau pengembangan tim.

Ada 4 tahapan, yang pertama pembentukan, muncul konflik. Lalu semua harus kembali kepada norma atau aturan yang disepakati bersama dan kemudian tim berhasil dan sukses.

Jadi, saya sangat mendukung film Karo ini, juga tidak mengharapkan apapun. Sebab saya fokus pengembangan sumber daya manusia (SDM),” tegas Analgin Ginting dalam siaran pers yang diterima, Minggu 31 Desember 2023.

Sementara itu, Benson Kaban berperan untuk memastikan Film tersebut tayang di Cinepolis Plaza Semanggi dan bertanggung jawab atas suksesi penonton di Balai Sarbini, termasuk menggalang dana dari pihak sponsor dan memobilisasi penonton dengan konsep tiketing.

Pada November 2023 lalu, tim sudah  membuat rekening bersama atas nama Film Jandi La Surong di BRI. Beberapa Minggu setelah rekening bersama dipublikasikan, saldo terkumpul dari masyarakat pendukung tayangnya kembali film ini sebanyak Rp 300 juta. Sesuai kesepakatan tim, dana yang terkumpul tidak akan dipakai sebelum film ditayangkan.

Dalam acara peluncuran Buku ‘Kades Karo Inspiratif’ pada 12 Desember 2023 lalu, di Hotel Sibayak Berastagi, pihak penyelenggara mengundang tim kreatif film tersebut untuk mempromosikan penayangan di Balai Sarbini pada 18 Januari 2024 mendatang.

Promosi penayangan film ini disambut baik oleh peserta yang hadir dalam acara tersebut. Tim mendapatkan apresiasi dan dukungan terkhusus dari Cory Sriwati Sebayang, Bupati Karo yang hadir pada saat itu.

Film layar lebar kebanggaan masyarakat Karo tayang kembali dan bertemu dengan pemilik yang sah, yaitu masyarakat Karo.

Inilah film Karo pertama, yang diproduksi secara massal di Tanah Karo. Film ini bercerita tentang Karo, berbahasa Karo dan dikerjakan oleh sineas Karo.

Film yang penuh kajian tentang Karo, kearifan masyarakat Karo dan hakikat sosial masyarakat Karo disajikan dalam kisah Beru Ribu Ertima ‘Jandi La Surong’.

Gideon Wijaya Ketaren (GWK) memberikan tanggapan positif mengenai penayangan film layar tersebut. Menurutnya, film ini sebagai salah satu contoh prasasti orang Karo.

“Ada dua hal penting yang menarik dari film ini, pertama sisi kebudayaan. Film ini bisa menjadi bukti sejarah peradaban Karo.

Apa yang kita lakukan sebagai orang Karo? Peninggalannya apa? Kalau zaman- zaman dulu, orang belum mengenal teknologi, dibentuknya prasasti. Film ini menjadi salah satunya bukti bahwa orang karo ada, eksis dan peradabannya ada,” ungkap GWK.

Kedua, bagaimana orang-orang Karo millenial, anak muda Jakarta ini sekarang mengetahui apa yang terjadi di masa bapaknya dulu. Bagaimana dia di kampung, bagaimana dia pacaran?

Ini kan sebenarnya salah satu contoh, mungkin bapaknya dulu enggak banyak bercerita tentang kisahnya berproses, termasuk kondisi lingkungan yang terjadi saat itu.

Ini juga menjadi bukti sejarah, bukti peradaban, bahwa bagaimana keadaan di tahun 60-an. Referensi kehidupan di tahun 60 itu, begini kondisinya,” sambung GWK.

Ia juga mengajak kalangan muda untuk menonton film Karo tersebut agar tidak terlepas dari akar kebudayaan Karo.

“Saya sarankan pada generasi muda wajib kalian tonton film ini. Hal itu supaya kalian tidak terlepas dari akar kebudayaan Karo,” tandas Gideon Wijaya Ketaren. (*)

Reporter: Nastasia

Editor: M Idris

Konten Terkait

Dukung Talenta Musik Indonesia, Telkomsel Gelar Music on Stage Bersama Stereo Wall di Maxstream Channel

Editor prosumut.com

Jupiter Fortissimo Ditangkap saat Konsumsi Sabu

Ridwan Syamsuri

Sumut Segera Tentukan Siapa Finalis Putri Indonesia 2020

Editor prosumut.com

MAXstream Rilis 20:21, Serial Orisinal Unik

Editor Prosumut.com

Totalitas Prisia Nasution Perankan Putri Penyair Amir Hamzah

Val Vasco Venedict

Bercerita Tentang Hubungan Sejenis, ‘Kucumbu Tubuh Indahku’ Ditolak Netizen

Editor prosumut.com
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara