Prosumut
Pendidikan

Workshop Pendidikan Pencegahan dan Penanganan Kekerasan, Jadikan Sekolah seperti Istana Bagi Siswa

PROSUMUT – Pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan satuan pendidikan dapat dilakukan dengan mewujudkan sekolah menjadi istana bagi setiap siswa.

Hal itu disampaikan Anggota Komisi X DPR RI dr Sofyan Tan saat memberikan sambutan pembukaan pada acara Workshop Pendidikan Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan di Hotel Four Points, Medan, Selasa 27 Agustus 2025.

“Jadikan sekolah itu seperti istana bagi siswa,” ujarnya.

Sofyan Tan menyebutkan setiap anak di sekolah punya cerita dan pengalaman yang berbeda-beda. Karenanya, ini menjadi tugas guru terutama wali kelas dan guru bimbingan penyuluhan/bimbingan konseling (BP/BK) untuk bisa mengungkap dan mengidentifikasi latar belakang setiap siswa.

Tentunya, untuk bisa mengungkap latar belakang siswa, kesan bahwa guru itu ‘angker’ harus dihapus dan diganti dengan setiap guru adalah menyenangkan. Dengan begitu, siswa tidak lagi ragu untuk bercerita dan terbuka dengan guru-gurunya.

Apabila siswa sudah bisa terbuka dengan gurunya, berarti sudah ada rasa aman dan nyaman di lingkungannya dan sekolah menjadi tempat yang menggembirakan.

“Hal itu adalah sisi pencegahan. Lalu, masuk ke sisi penanganan jika ditemukan siswa yang memiliki latar belakang tidak selesai atau tidak tuntas fase perkembangannya dikaitkan dengan psikoanalisis. Karena itu guru BP (BK) harus punya latar belakang psikologi,” ujar Sofyan Tan.

Hadir dalam acara Widyaprada Ahli Utama Kemendikbud Ristek Drs Bernard Purba MAk mewakili Kepala Dinas Pendidikan Medan Ahmad Zulyaden, narasumber PIC Kelompok Kerja Tata Kelola Pembinaan Peserta Didik Direktorat SMP Kemendikbud Ristek Muhammad Hasan Catur, Guru YP Sultan Iskandar Muda Beatrice Alnora Siahaan SPsi, Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual Universitas Prima Indonesia Dr dr Ali Napiah Nasution MKT, DPKKLP dan undangan peserta kepala sekolah dan guru di Kota Medan.

Widyaprada Ahli Utama Kemendikbud Ristek lBernard Purba mengatakan ekosistem sekolah yang berkualitas saat ini sudah bergeser penilaiannya.

Jika dulu sekolah yang berkualitas ukurannya prestasi siswa, kini ukuran berkualitas adalah yang mampu menciptakan iklim aman, nyaman dan menyenangkan tanpa perundungan.

“Bukan lagi soal prestasi, siswanya banyak ikut dan menang olimpiade nasional bukan itu lagi ukurannya. Sekolah berkualitas itu adalah bisa menciptakan iklim yang kondusif, aman dan nyaman bagi siswanya,” ungkap Bernard. (*)

Editor: M Idris

BACA JUGA:  Anaknya Lanjut ke Perguruan Tinggi, Orangtua Mahasiswa Penerima KIP Kuliah di Universitas ST Bhinneka Terharu

Konten Terkait

Universitas Satya Terra Bhinneka Perkuat Kompetensi Mahasiswa Hadapi Tantangan Masa Depan

Editor prosumut.com

3 Agustus 2019, ISNU Kabupaten Langkat Dikukuhkan

Ridwan Syamsuri

Unpab Wisuda 1.122 Lulusan, Sumber Daya Unggul dan Internasionalisasi

Editor prosumut.com

Pemkab Asahan Gelar Rakornis Pendidikan 2020

admin2@prosumut

Wakapolda Sumut Minta Sekolah Anggarkan Tes Narkoba Siswa

Editor prosumut.com

Sofyan Tan Bangun Universitas ST Bhinneka, Ciptakan Lulusan Multitalenta Berjiwa Pancasila

Editor prosumut.com
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara