Prosumut
Ekonomi

Ekspor Kapulaga Sumut Tetap Melesat di Masa Pandemi 

PROSUMUT – Meski di masa pandemi Covid-19, Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Belawan mencatat ekspor kapulaga yang melalui wilayah kerjanya tetap melesat atau meningkat.

Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil menyebutkan, pada semester I 2020, volume ekspor kapulaga meningkat sebesar 54,2 persen (171 ton dengan nilai Rp12 miliar) jika dibandingkan dengan data ekspor Januari hingga Juni 2019 yang hanya sekitar 82 ton.

“Ini capaian yang harus kita apresiasi di tengah kondisi ekonomi yang melamban di dunia. Para eksportir kapulaga asal Sumut dapat mempertahankan bahkan meningkatkan volume ekspor kapulaga, “ ujarnya melalui siaran pers yang diterima, Selasa 14 Juli 2020.

BACA JUGA:  Sektor Keuangan Sumut Tumbuh Positif: Kredit Naik 8,35 Persen, Fintech Melejit 46,45 Persen

Disebutkannya, berdasarkan data dari sistem IQFAST Barantan, ekspor Kapulaga Sumut tersebut bahkan telah melampaui total ekspor tahun 2019 yang hanya mencapai 168 ton senilai Rp8,2 miliar.

“Ekspor kapulaga menambah daftar ekspor rempah asal Sumut, setelah kincung/combrang, jahe, kunyit, cengkeh dan buah tempayang yang juga laris di pasar global. Ada tiga negara utama pengimpor kapulaga Sumut yaitu Vietnam, Thailand dan Tiongkok. Hingga saat ini tercatat sudah ada 19 eksportir kapulaga, bertambah dua dari tahun lalu,” pungkasnya.

BACA JUGA:  Indomobil Group dan PLN Icon Plus Kolaborasi Strategis dalam Electricity Connect 2024

Terpisah, Kepala Karantina Pertanian Belawan, Hasrul mengatakan bahwa dirinya merasa optimis terhadap program Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo) yakni gerakan peningkatan tiga kali lipat ekspor komoditas pertanian  (Gratieks) dalam kurun waktu lima tahun (hingga 2024) dapat tercapai di Sumut.

“Kami terus melakukan pendampingan teknis persyaratan ekspor kepada para pelaku usaha agar dapat memenuhi semua persyaratan negara tujuan ekspor. Sehingga mereka puas dan akhirnya volume ekspor kita dapat terus bertambah,” katanya.

Ia menambahkan, kapulaga dan rempah lainnya yang merupakan komoditas ekspor asal Sumut  patut diperhitungkan sebagai penghasil devisa. Melihat potensi kapulaga di pasar internasional, memberikan angin segar bagi petani rempah-rempah asal Sumut untuk terus meningkatkan budidaya tanamannya.

BACA JUGA:  OJK Sumut Perkuat Edukasi Keuangan untuk Tekan Judi Online dan Pinjol Ilegal

“Hasil panen yang berlimpah  merupakan peluang ekspor bagi petani milenial. Peran Karantina dalam pendampingan teknis persyaratan ekspor sesuai dengan aturan Sanitary dan Phytosanitary Measures (SPS) dunia internasional pun tentu akan berdampak pada peningkatan ekspor. Ke depan, kita akan gali terus potensi ekspor dari pertanian kita, agar kesejahteraan petani juga semakin meningkat,” tutupnya. (*)

 

Reporter : Nastasia
Editor        : Iqbal Hrp
Foto            : 

Konten Terkait

Tahun 2020, Kemenko Perekonomian Tetapkan 26 Program Prioritas

Editor prosumut.com

Sumut Alami Inflasi 0,58 Persen di Januari 2020

Editor prosumut.com

Kontribusi Grab Rp2,66 Triliun Bagi Ekonomi dan Sosial di Medan

Editor prosumut.com

RI-Australia, Mendag Lutfi: Maksimalkan Implementasi Persetujuan IA-CEPA

Editor prosumut.com

Telkomsel Luncurkan Modem Wifi Orbit Star G1

Editor prosumut.com

OJK Bersama BRI Kembangkan Wisata Pematang Johar Jadi Ekosistem Keuangan Inklusif

Editor prosumut.com
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara