Prosumut
Ekonomi

Rupiah Menguat Tajam Meski AS-China Bersitegang

PROSUMUT – Seiring dengan penguatan kinerja indeks bursa se-kawasan, IHSG mampu ditutup menguat 0,77 persen di level 4.752,55, Jumat 29 Mei 2020.

Indeks saham di pasar negara berkembang Asia Pacific mengalami kenaikan 0,27 persen di sore hari. Tidak semua kinerja bursa di negara Asia mengalami penguatan, terlebih indeks bursa di Hongkong.

“Menutup akhir pekan ini, mata uang Rupiah mampu menguat tajam di level 14.610 per US Dolar. Rupiah menguat lebih dari 100 poin seiring derasnya capital inflow dari investor asing ke tanah air. Capital inflow tersebut banyak masuk ke obligasi pemerintah,” ungkap ekonom Sumut Gunawan Benjamin.

BACA JUGA:  Indomobil Group dan PLN Icon Plus Kolaborasi Strategis dalam Electricity Connect 2024

Diungkapkan Gunawan, meningkatnya ketegangan di Hongkong menjadi salah satu pemicu ketakutan akan adanya tekanan lanjutan. Pelaku pasar di akhir pekan menanti respon yang akan disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), mengingat Presiden AS menjadwalkan untuk menyatakan sikapnya terhadap Undang Undang Security law China pada hari jumat (jumat malam waktu Indonesia).

“Ketegangan juga terjadi di Laut China Selatan yang bisa saja menyeret ke masalah yang lebih rumit lagi. Pelaku pasar mewanti-wanti jangan sampai nantinya eskalasi ketegangan ini memicu terjadinya konflik regional yang menekan pasar keuangan global,” kata Gunawan.

BACA JUGA:  Sektor Keuangan Sumut Tumbuh Positif: Kredit Naik 8,35 Persen, Fintech Melejit 46,45 Persen

Gejolak yang terjadi antara AS dan China ini saat ini kian meluas dengan menyeret isu lainnya di luar perang dagang. Pekan depan, akan menjadi pekan yang menegangkan. Jika pernyataan Presiden AS mengarahkan kepada kemungkinan adanya lanjutan ketegangan yang diikuti dengan ancaman, maka pelaku pasar harus berhati-hati di pekan depan.

BACA JUGA:  OJK Sumut Perkuat Edukasi Keuangan untuk Tekan Judi Online dan Pinjol Ilegal

“Karena di pekan depan, pasar keuangan akan dihantui oleh sentiment ketidakpastian yang bisa saja membuat arah pergerakan pasar keuangan berbalik turun. Terlebih, new normal di beberapa negara termasuk di AS diklaim sebagai biang keladi bertambahnya jumlah angka kematian,” sebutnya.

Di Indonesia sendiri, tambah dia, sejumlah wilayah justru masih akan memperpanjang PSBB. “Perkembangan penyebaran virus ini akan menjadi sentiment buruk selanjutnya jika semakin banyak korban yang berjatuhan,” tukasnya. (*)

 

Reporter : Rayyan Tarigan
Editor        : Iqbal Hrp
Foto            :

Konten Terkait

Harga Cabai Merah Sempat Tembus Rp100 Ribu/Kg di Binjai

Editor prosumut.com

Kemenparekraf dan BEI Ajak Pelaku UMKM di Medan Kenali Pasar Modal

Editor Prosumut.com

Barantan Lepas Komoditas Pertanian Sumut Senilai Rp 72,8 M

Editor prosumut.com

Antisipasi Kebutuhan Uang Tunai, Bank Mandiri Siapkan Rp55 T

Editor prosumut.com

Nilai Tukar Rupiah Berpotensi Terus Menguat

Editor prosumut.com

LPEI Berkomitmen #SemakinApik Dorong Ekspor Nasional

Editor prosumut.com
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara