Prosumut
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo/Youtube Bank Indonesia.
Ekonomi

BI Tahan Suku Bunga Acuan 5,75 Persen, Jaga Inflasi Tetap Terkendali

PROSUMUT – Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Repo Rate atau BI Rate sebesar 5,75 persen. Keputusan ini diambil dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI.

“Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 18-19 Februari 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 5,75 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,00 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50 persen,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam temu pers yang digelar secara tatap muka dan daring, Rabu 19 Februari 2025.

Menurut Perry, keputusan ini konsisten dengan upaya menjaga prakiraan inflasi 2025 dan 2026 tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1 persen, stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamental di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi, dan turut mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Ke depan, Bank Indonesia terus mencermati prospek inflasi dan pertumbuhan ekonomi dalam memanfaatkan ruang penurunan suku bunga BI Rate dengan mempertimbangkan pergerakan nilai tukar Rupiah,” katanya.

Terkait kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran, Perry menyatakan, terus diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) ditingkatkan untuk lebih mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada sektor-sektor prioritas pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja sejalan dengan program Asta Cita Pemerintah.

“Kebijakan sistem pembayaran juga diarahkan untuk turut menopang pertumbuhan, khususnya sektor perdagangan dan UMKM, dengan memperkuat keandalan infrastruktur dan struktur industri sistem pembayaran, serta memperluas akseptasi digitalisasi sistem pembayaran,” ungkap Perry.

Dia menambahkan, Bank Indonesia juga terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi sejalan dengan program Asta Cita Pemerintah.

Koordinasi dilakukan dalam tujuh area kebijakan, yakni kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah dalam memitigasi gejolak global, koordinasi kebijakan moneter dan fiskal.

Kemudian, upaya mendorong pembiayaan ekonomi melalui KLM, dukungan dalam mengakselerasi transformasi digital pemerintah, upaya memperkuat hilirisasi dan ketahanan pangan.

Selanjutnya, dukungan dalam mendorong pengembangan ekonomi hijau, syariah, dan inklusi, serta dukungan dalam pembangunan sumber daya manusia.

Selain itu, Bank Indonesia terus mempererat sinergi kebijakan dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. (*)

Editor: M Idris

BACA JUGA:  Indosat-Pujakesuma Sumut Kolaborasi untuk Pemberdayaan Digital, Ekonomi & Budaya

Konten Terkait

Kembali Sidak ke Pasar dan Distributor, Ini Kata Mendag Soal Distribusi

Editor prosumut.com

Harga Daging Ayam Mahal Masih Bertahan

admin2@prosumut

LPEI Bantu UMKM Teh Bunga Tembus Pasar Global

Editor prosumut.com

Side Events Presidensi G20 Siap Digelar, Citra Positif Indonesia

Editor prosumut.com

Pandemi, Kinerja BSM Tumbuh Positif di Sumut

admin2@prosumut

Rupiah Masih Terkulai

Editor prosumut.com
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara