Prosumut
Ekonomi

Agar Produksi Maksimal, Petani di Langkat Diharapkan Terapkan Good Agricultural Practices

PROSUMUT – Industri kelapa sawit masih menjadi sektor yang berpeluang besar menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan petani sawit jika dikelola baik dan sesuai dengan tata cara budidaya yang baik dan benar.

Bahkan, salah satu upaya pelaksanaan praktik budidaya perkebunan kelapa sawit yang baik dengan menerapkan Good Agricultural Practices (GAP).

Apalagi, penerapan GAP dalam kegiatan pengelolaan kebun dan kegiatan panen tandan buah segar (TBS) mampu memberikan pengaruh signifikan terhadap pendapatan usaha tani kelapa sawit.

Untuk mewujudkan hal tersebut, IPB Training menggelar pelatihan teknik budidaya kelapa sawit dalam rangka pelatihan pengembangan SDMPKS tahun 2023 angkatan I dan II di Sumatera Utara.

“Pelaksanaan pelatihan terdiri dari 2 kelas yang berlangsung secara paralel dan peserta berasal dari petani sawit di Kabupaten Langkat, Sumut dengan jumlah peserta angkatan I sebanyak 30 peserta dan angkatan II dengan 30 peserta,” kata perwakilan tim IPB Training, Dr Ir Hariyadi MS di Medan, Senin 3 Juli 2023.

Hariyadi mengungkapkan, pihaknya berterima kasih dengan Dinas Perkebunan Sumut yang telah mempersiapkan peserta dari petani sawit sehingga dari pelatihan ini nantinya sawit Indonesia bisa dikelola dengan baik melalui teknik budidaya yang telah diajarkan.

“Para peserta yang hadir diharapkan nantinya bisa mengelola kebun sawit lebih baik lagi dengan berbagai teknik budidaya yang diberikan dan menjadikan produksi sawit lebih berkualitas,” ujarnya.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Sumatera Utara, Lies Handayani Siregar yang turut hadir menuturkan, untuk penerapan GAP dari segi produsen merupakan suatu konsep yang menjamin kesejahteraan petani, keluarga dan pekerjanya, sedangkan dari segi konsumen mendapatkan produk yang berkualitas dan bernilai gizi yang aman.

Bahkan, konsep GAP juga menjamin kelestarian lingkungan hidup, sehingga mampu mewujudkan industri sawit yang lestari dan berkelanjutan.

“Selain itu, pembangunan kebun sawit berkelanjutan atau ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil) yang bakal diwajibkan pada perkebunan rakyat pada tahun 2025 menjadi tantangan tersendiri. Pasalnya, untuk bisa memenuhi prinsip dan kriteria yang ada dalam ketentuan ISPO bukan persoalan mudah,” ujarnya.

Salah satu peserta, Abdul Rahman menambahkan, pihaknya berharap dengan mengikuti bimbingan teknik khusus petani sawit ini nantinya petani bisa menghasilkan sawit yang berkualitas dan lebih berjaya lagi. (*)

Reporter: Nastasia

Editor: M Idris

BACA JUGA:  LPS: Indeks Menabung Konsumen Naik 4,8 Poin pada Juni 2025,

Konten Terkait

IDI Medan Gandeng Bank Sumut, Beri Kemudahan Pembiayaan Fasilitas Kesehatan

Editor prosumut.com

Demi Para Bos Sawit, Jokowi Nolkan Pungutan

Val Vasco Venedict

Ekspor Sarang Burung Walet, Sabrina Harapkan Kembangkan Produk Hilirnya

admin2@prosumut

Gernas BBI 2022: Presiden Ajak Belanja Produk Dalam Negeri

Editor prosumut.com

Usia Muda Bisa Terkena Osteoporosis, Super You by Sequis Ingatkan Pentingnya Asuransi

Editor prosumut.com

Desa Devisa, LPEI Gandeng Bea Cukai Berdayakan 6 Ribu Pengrajin Rotan

Editor prosumut.com
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara