Prosumut
Umum

VAR Penyelamat Madrid

Real Madrid berhasil pulang dari Amsterdam dengan menggondol poin penuh usai kemenangan 1-2 atas tuan rumah Ajax Amsterdam dalam laga leg pertama fase 16 besar Liga Champions yang digelar Kamis 14 Februari 2019 dinihari tadi. Sayangnya, kemenangan tersebut berbau kontroversi yang berujung olokan dari publik sepakbola dunia.

“Video Assist RealMadrid”, begitu salah satu ungkapan netizen di media sosial Twitter dalam menanggapi gol Ajax Amsterdam ke gawang Real Madrid yang dianulir oleh wasit. VAR juga yang menyelamatkan kiper Madrid, Thibaut Courtois, dari rasa malu. Dan hal inilah yang menjadi bahan olokan tersebut.

Salah satu yang mencolok adalah aksi blunder Thibaut Courtois yang nyaris berakibat fatal untuk Los Merengues. Kiper asal Belgia tersebut gagal menangkap bola hasil sundulan pemain Ajax dan berujung pada gol dari Nicola Tagliafico.

Beruntung bagi Courtois. Sang wasit, Damir Skomina, memutuskan untuk menyaksikan tayangan ulang gol tersebut melalui VAR. Setelah itu, Skomina memutuskan bahwa Dusan Tadic sudah berada dalam posisi offside sebelumnya sehingga gol tersebut dianulir.

Jelas, para pemain Ajax Amsterdam yang telah melakukan selebrasi harus tertunduk lesu saat melihat keputusan wasit. Karena itu, babak pertama pun berakhir dengan kedudukan imbang 0-0 untuk kedua tim.

Setelahnya sudah diketahui, Real Madrid keluar sebagai pemenang dengan skor 2-1. Karim Benzema membuat Real Madrid unggul di menit ke-60, sebelum Hakim Ziyech menyamakan kedudukan 15 menit setelahnya. Laga lalu ditutup oleh gol Marco Asensio di menit ke-87.

Pelatih Madrid, Santiago Solari tak mau berkomentar terlalu banyak soal VAR tersebut. Menurutnya, VAR adalah wewenang wasit sepenuhnya.

Sebagai pelatih, dia tidak bisa melihat tayangan ulang tersebut secara langsung. Alhasil, dia hanya patuh pada keputusan wasit, Solari tak mau membesar-besarkan masalah ini.

“Kami, pelatih tidak memiliki monitor di depan kami. Kami hanya patuh pada apa yang dikatakan wasit,” tegas Solari kepada AS.

“Mereka [Ajax] tidak membiarkan kami memainkan permainan kami dengan menekan kami secara agresif dan sangat tinggi. Ketika pertandingan mulai terbuka, mereka berhenti menekan kami dengan intens, kami berhasil bermain dan menciptakan peluang.”

Striker Madrid, Karim Benzema sempat mengkritik permainan Madrid yang terlihat tidak berenergi di babak pertama. Namun, Solari tak sepakat. Dia menyebut Madrid sulit bermain karena Ajax memberikan tekanan intens.

“Bukan berarti kami tampil tanpa energi, sebenarnya mereka memaksa kami bertahan dan merebut bola dari kami, terkadang ada batasan perbuatan yang legal.”

Lalu, soal leg kedua nanti, Solari percaya Madrid akan tampil sama baiknya meski sudah unggul gol tandang. “Kami harus mendekati leg kedua dengan profesionalisme dan dedikasi yang sama – itulah pendekatan yang anda butuhkan ketika bermain di fase gugur Liga Champions,” tandas dia.

Alasan Anulir

Dianulirnya gol Tagliafico memang jadi perdebatan tersendiri, apalagi Ajax hanya kalah dengan skor tipis. Ada banyak perbedaan pendapat ihwal sah atau tidaknya gol tersebut. Tapi, Skomina yang sejatinya berstatus wasit pengganti, lebih memilih menganulirnya.

Awalnya, Skomina memutuskan gol untuk sundulan Tagliafico. Namun, setelah melihat VAR, wasit asal Slovakia tersebut memilih menganulir gol pemain asal Argentina. UEFA kemudian punya alasan mengapa gol itu tidak sah.

“Pada menit ke-38 di laga leg pertama Ajax vs Madrid. Gol sundulan Nicolas Tagliafico dianulir setelah dilihat dari VAR. Wasit mengidentifikasi rekan Tagliafico, Dusan Tadic, berada dalam posisi offside dan mengganggu kiper,” terang UEFA di akun twitter resmi Liga Champions.

UEFA menilai Tadic terlibat dalam permainan, meskipun tidak menyentuh bola. Dia dinilai menghalangi laji Courtois. Dalam aturan, kejadian ini memang dianggap sebagai offside.

Jejak Kontroversi

Damir Skomina menjadi sorotan usai laga Ajax melawan Real Madrid. Namun, bukan kali ini saja wasit berusia 42 tahun itu membuat sebuah keputusan yang menuai kontroversi. Skomina punya jejak kontroversi lain.

Skomina pernah diserang oleh Arsene Wenger pada tahun 2012 lalu. Saat itu Arsenal kalah 3-0 dari AC Milan. Wenger merasa Skomina terlalu sering memberi tendangan bebas untuk Milan.

Skomina juga memimpin laga Roma vs Liverpool musim lalu di Liga Champions. Saat itu, dia mengabaikan dua klaim penalti yang dilakukan oleh pemain Roma. Skomina juga pernah jadi sasaran kemarahan Jose Mourinho pada tahun 2015 silam.

Untuk memimpin laga Ajax vs Madrid sendiri, UEFA awalnya menugaskan Szymon Marciniak sebagai wasit utama. Namun, keputusan itu kemudian dianulir dan Skomina yang memimpin laga. (*)

Konten Terkait

Dansatgas TMMD Ucapkan Terima Kasih ke Masyarakat Batubara

Editor Prosumut.com

Kodam I/BB: Luka di Leher Serda Iman Bekas Suntikan

Editor prosumut.com

Jalan Medan-Berastagi Tertimbun Longsor

Val Vasco Venedict

Enam Warga Terus Dicari

Val Vasco Venedict

Petani Karo, Dairi & Pakpak Bharat Rawan Gagal Panen, Pemprov-Pemkab Didesak Serius Awasi Distribusi Pupuk

Editor prosumut.com

Polisi Patroli Tempat Keramaian di Langkat

admin2@prosumut
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara