Prosumut
Pendidikan

Sosialisasi Pembinaan Literasi Generasi Muda, Sofyan Tan: Harus Kritis Terhadap Sumber Bacaan

PROSUMUT – Anggota Komisi X DPR RI, dr Sofyan Tan mengajak generasi Kota Medan untuk banyak membaca. Sebab dengan membaca bukan hanya membuka jendela dunia, tetapi adalah masa depan anak muda di dunia.

“Generasi muda harus memiliki daya kritis terhadap sumber-sumber bahan bacaan. Selain itu, mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai keberhasilan literasi,” kata Sofyan Tan pada kegiatan Sosialisasi Program Pembinaan Literasi Generasi Muda di Hotel Santika Medan, Senin 29 Mei 2023.

Kegiatan tersebut, dipandu Duta Bahasa Provinsi Sumatera Utara, Putri Rahmadani Zein. Turut hadir Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara, Hidayat Widiyanto, Staf Ahli Komisi X DPR RI, Finche Kosmanto dan Lisnawaty Ginting.

Menurut Sofyan Tan, keberhasilan literasi harus dipraktikkan. “Kita tidak boleh hanya sekedar membaca, menonton dan hanya memahami. Kalau hanya berminat baca saja, itu bukan seorang literasi yang hebat,” ucapnya.

Lebih lanjut Sofyan menjelaskan, berbicara soal literasi maka generasi muda harus memahami bahwa literasi itu adalah kemampuan skill membaca, mengolah apa yang telah dibaca kemudian diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

“Ini berbeda dengan zaman dulu yang mengartikan literasi hanya sekedar membaca, tapi sekarang kita harus mampu mempraktikannya dalam karya nyata terhadap apa yang telah kita baca, itulah yang dimaksud literasi,” jelas Politisi PDI-Perjuangan ini.

Untuk itu, sebagai generasi penerus dan pemimpin bangsa, Sofyan sangat mengharapkan kaum muda harus banyak membaca. Pasalnya, saat ini minat baca bangsa Indonesia berada di urutan 60 dari 62 negara.

“Dari hitungan survei minat baca kita itu hanya 0,001 persen dari jumlah penduduk kita. Artinya dari setiap 1.000 orang, hanya satu saja yang berminat membaca, selebihnya lebih suka gosip,” ungkap Sofyan.

Padahal, tingkat kemajuan sebuah negara bisa dilihat dari tingkat minat baca penduduknya. Contohnya, negara Amerika Serikat dimana setiap orang di negara tersebut setiap tahunnya berhasil menyelesaikan membaca buku antara 10 sampai 20 buku.

Selanjutnya negara Jepang, penduduknya juga bisa menyelesaikan membaca buku antara 10 sampai 15 buku pertahun.

“Ini menunjukkan bahwa tingkat membaca yang tinggi mencerminkan tingkat kemajuan dari sebuah negara. Sebagai generasi muda kita harus memandang kedepannya karena Indonesia pada tahun 2045 akan memasuki masa kemerdekaan 100 tahun.

Jadi generasi muda yang hadir pada hari ini saya perkirakan akan memasuki masa emasnya pada saat itu untuk menjadi seorang pemimpin,” sebut Sofyan Tan.

Berdasarkan perhitungan Bank Dunia, Indonesia pada tahun 2045 akan menguasai perekonomian dunia pada urutan keempat dengan strategi bahwa pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) harus sesuai dengan program-program yang dijalankan.

“Salah satunya kita harus mampu menguasai bidang ilmu dan teknologi. Generasi muda Kota Medan harus mampu mengeskplor dari buku-buku yang telah dibacanya agar apa yang dicita-citakan tercapai.

Kita jangan hanya bermodal mimpi, sekedar datang untuk kuliah lalu pulang,” cetusnya.

Sementara itu, Shinta Puspita Sari dari Pusat Pembinaan Bahasa dan Satra melaporkan, tingkat literasi membaca siswa Indonesia masih rendah.

Hal ini terlihat dari hasil penelitian Program for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2015 sekolah strata Indonesia, pada aspek literasi membaca hanya 397 meningkat satu angka dari tahun 2012.

“Indonesia menduduki urutan 62 dari 70 negara peserta penelitian PISA. Hal ini menunjukan tingkat literasi membaca generasi muda di Indonesia masih tergolong rendah dibanding negara lainnya,” tersng Shinta.

Karena itu, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa melalui Pusat Pembinaan Bahasa dan Satra berupaya turut serta mendukung penumbuhan budaya literasi di Indonesia, terutama bagi kalangan generasi muda yaitu dengan membuat program pembinaan literasi generasi muda.

“Program ini perlu disosialisasikan bagi generasi muda di seluruh Indonesia agar paham dan turut berpartisipasi aktif dalam program tersebut,” sambung Shinta. (*)

Reporter: Nastasia

Editor: M Idris

BACA JUGA:  Menuju Indonesia Emas Jangan Bikin Cemas

Konten Terkait

UN SMA di Langkat Ditiadakan

admin2@prosumut

USU Goes to Universitat Politécnica de Valéncia Spanyol, Ini Tujuannya

Editor prosumut.com

Dosen USU Olah Limbah Kulit Jeruk Jadi Bahan Baku Body Scrub dan Eco-enzyme

Editor prosumut.com