PROSUMUT – Nama H Muhammad Nezar Djoeli bisa dibilang sudah tidak asing lagi di dunia politik, khususnya di Sumatera Utara (Sumut).
Jebolan Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara (USU) ini pernah menjadi anggota DPRD Sumut periode 2014-2019.
Namun, di sisi lain dia sempat merasakan pahitnya gejolak politik hingga terkena ‘turbulensi’ dan digusur.
Meski begitu, Nezar Djoeli masih mampu bertahan dan kini dipercaya sebagai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sumut.
Diungkapkan Nezar, dia mulai tertarik dengan politik sejak duduk di bangku kuliah. Saat itu, dirinya mendapat amanah sebagai Ketua Ikatan Mahasiswa Teknik Sipil USU tahun 1996-1999.
“Kenapa saya memilih terjun ke politik? Ceritanya panjang, dari mahasiswa saya dipercaya sebagai Ketua Ikatan Mahasiswa Teknik Sipil USU tahun 1996-1999. Jadi, jiwa politisi dan aktivis sudah ada sejak di bangku kuliah,” ujar Nezar saat Podcast dengan PROSUMUT Tv belum lama ini.
Setelah tamat kuliah, lalu dia maju sebagai Ketua Barisan Muda Penegak Amanat Nasional (PAN) tahun 2003-2009.
“Saya kemudian memberanikan diri maju untuk bertarung di Pemilu Legislatif tahun 2009 dengan maju sebagai calon anggota DPRD Kota Medan,” sambung Nezar.
Akan tetapi, perjuangannya belum berhasil alias gagal. “Walau gagal, saya mendapatkan pengalaman berharga dan kenal dengan H Muhammad Ali Umri.
Waktu itu, beliau sedang membentuk organisasi Nasdem (sebelum resmi menjadi partai) bersama Surya Paloh.
“Kebetulan saya juga ikut bergabung, dan tahun 2011 saya dipercaya menjadi Bendahara Nasdem Sumut. Bisa dibilang saya juga termasuk salah satu pendiri.
Lalu, pada 2014 saya kembali bertarung di Pemilu Legislatif sebagai calon anggota DPRD Sumut.
“Alhamdulillah saya berhasil terpilih sebagai anggota DPRD Sumut periode 2014-2019 dari Partai Nasdem,” kata Nezar.
Setelah periode berakhir sebagai legilatif, pada akhir tahun 2019 dia mengalami gejolak politik.
“Saya terkena ‘turbulensi politik’. Dengan konstalasi besar di partai tersebut, saya harus tergusur demi pembangunan. Daripada mengalami kontra flow, saya memilih mengalah,” jelas Nezar.
Dari peristiwa itu, lantas tidak membuatnya menjadi lemah. “Kalau kata Mathias Pele, di dalam politik tidak ada istilah mati, melainkan yang ada yaitu mati untuk hidup kembali atau reinkarnasi.
“Singkat cerita, saya bertemu dengan teman lama, sahabat lama, yang dulu juga sama-sama pendiri di partai tersebut. Dia menawarkan saya untuk menjadi ketua DPW PSI Sumut.
Namun, sebelum itu banyak tawaran tawaran yang masuk kepadanya. Nezar pun berpikir dengan meminta dukungan istri dan keluarga.
“Tanya sama istri, sama ibu, mereka mendukung (menjadi Ketua DPW PSI Sumut. Bisa dibayangkan saat kondisi pandemi Covid-19 mulai mewabah, tidak ada orang yang memikirkan partai politik apalagi menjadi pimpinan partai politik di Sumut ketika itu.
Akan tetapi, saya dengan berani menyatakan siap untuk mengemban amanah memimpin PSI Sumut,” ucap Nezar.
Untuk mengetahui secara lengkap kiprah Nezar Djoeli dalam dunia politik, bisa dilihat di YouTube PROSUMUT TV:
Editor : M Idris