PROSUMUT – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumatera Utara (Sumut) menggandeng media dalam sosialisasikan Program Percepatan (Quick Win) Pembangunan Keluarga.
Hal ini seiring transformasi BKKBN menjadi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN.
Sekretaris BKKBN Sumut, Yusrizal Batubara mengatakan, ada 5 Quick Win pada program prioritas 100 hari kerja. Program pertama, membentuk Taman Asuh Anak (Tamasa).
“Program ini adalah untuk membuat Day Care, di mana akan ada taman asuh untuk keluarga-keluarga yang memiliki anak balita sehingga mendekatkan kembali keluarga dengan pembangunan keluarga,” ungkap Yusrizal didampingi Kapokja Humas BKKBN Sumut, Yus Rodi Rangkuti, saat kegiatan Forum Koordinasi Jurnalis di Medan, Selasa 17 Desember 2024.
Program kedua, lanjut Yusrizal, ialah Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting). Gerakan ini sudah diluncurkan oleh Menteri pada 5 Desember 2024 lalu di Karawang, Jawa Barat, dan di Sumut sudah ikut secara nasional yang diluncurkan di Kabupaten Asahan.
Target Genting secara nasional yaitu 1 juta keluarga, sedangkan Sumut sebanyak 51.131 keluarga yang tersebar di 455 kecamatan dan 6.110 desa/kelurahan.
“Saat ini fokus kami adalah mencari orang tua asuh. Karena itu, kita butuh dukungan dan salah satunya dari media massa agar mensosialisasikan program Genting tersebut sampai kepada lapisan masyarakat di tingkat kecamatan dan desa/kelurahan.
Selanjutnya, dilakukan intervensi agar dilakukan pendampingan terhadap anak asuh. Harapannya, pada akhir Desember 2025 program tersebut bisa berhasil,” terang Yusrizal.
Program ketiga, yakni Gerakan Ayah Siaga. Gerakan ini adalah untuk menghadirkan kembali peran ayah dalam keluarga. Sebab, selama ini kehadiran ayah dalam keluarga dianggap masih kurang. Karenanya, melalui gerakan ini maka minimal 1 jam ayah berdiskusi dengan anaknya.
“Program keempat, Lansia Berdaya. Program ini ingin kembali menghadirkan kepedulian terhadap lansia yang ada di negara kita. Apalagi, ke depan jumlah lansia di Indonesia akan lebih banyak di mana usia harapan hidup kita pada usia 71 tahun,” paparnya.
Program kelima, menyiapkan Key AI Super Apps Keluarga. “Aplikasi ini akan menjawab keluarga-keluarga yang bertanya melalui gadget maka bisa langsung terinformasikan,” sambung dia.
Yusrizal menambahkan, dalam merealisasikan quick win tersebut pihaknya selalu mengajak untuk intervensi dari pentahelix. Artinya, melibatkan pemerintah, swasta, perguruan tinggi, masyarakat dan media.
“Media menjadi salah satu kekuatan untuk menyebarkan informasi agar semua program ini bisa sampai ke masyarakat luas,” pungkas dia.
Sebelumnya, Kepala BKKBN Sumut, Munawar Ibrahim mengatakan bahwa pertemuan ini sangat tepat momennya karena bertepatan dengan transformasi di lingkungan BKKBN menjadi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN.
Menurut Munawar, terjadi perubahan lembaga ini, artinya pemerintah memberikan porsi yang besar terhadap pembangunan keluarga.
“Pemerintah menganggap harus ada keluarga-keluarga berkualitas di Indonesia. Ke depan, semua keluarga di Indonesia itu harus berkualitas,” ujarnya.
Diakui Munawar, hal ini memang tugas berat. Akan tetapi, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sangat progresif sekali dan diharapkan keberadaannya. Tujuannya, agar melakukan pengendalian jumlah penduduk yang tumbuh seimbang.
“Artinya, pertumbuhan penduduk yang terjadi mulai dari angkatan kerja, lansia hingga anak-anak, tumbuh dengan proporsi yang berimbang. Namun demikian, memang yang lebih baik adalah pertumbuhan yang didominasi angkatan kerja,” imbuhnya. (*)
Editor: M Idris