PROSUMUT – Polisi memastikan soal kabar yang beredar di media sosial adanya tujuh kontainer yang berisikan surat suara sudah tercoblos di Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Rabu (2/1) malam adalah kabar bohong atau hoaks.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono menerangkan kepastian itu didapat setelah pihak kepolisian berkomunikasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Jadi kami sudah komunikasi dengan KPU, bahwa surat suara pun belum dicetak. Kemudian kapolres juga dengan Panwas (Panitia Pengawas) sudah mengecek ke sana, tidak ada kontainer tersebut. Jadi berita itu tidak benar dan adalah hoaks,” kata Argo di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (3/1).
Untuk itu, Argo mengimbau masyarakat untuk tidak ikut terlibat dalam penyebaran berita yang belum bisa dipastikan kebenarannya dan juga tak bisa dipertanggungjawabkan.
Dia menambahkan, jika ada masyarakat yang terbukti ikut menyebar luaskan berita itu nantinya dapat dijerat dengan pidana.
“Diimbau kepada masyarakat untuk arif dan saring dulu pemberitaan itu di cek betul sumbernya darimana. Apakah itu boleh dan bisa di-share atau tidak,” pungkas Argo.
Kasus ini ditengarai bermula dari cuitan Wasekjen Demokrat Andi Arief di Twitter yang kembali bikin heboh.
Namun, Andi tak khawatir dengan ancaman laporan ke polisi. Dia menegaskan, terkait informasi ada 7 kontainer berisi surat suara yang sudah tercoblos untuk pasangan Jokowi-Ma’ruf itu agar meminta pengawas pemilu turun tangan.
“Hasto Sekjen PDIP buta huruf. Suruh baca tuit saya dengan jelas. Saya mengimbau supaya dicek. Karena isu itu sudah dari sore muncul. Bahkan Ketua KPU sendiri mengakui dia mendapat kabar dari sore. KPU bergerak setelah imbauan saya,” kata Andi saat dikonfirmasi, Kamis (3/1/2019).
Andi pun mempersilakan pihak yang merasa dirugikan dengan cuitannya tersebut. Dia menyerahkan proses hukum kepada polisi yang mestinya netral menangani kasus ini.
“Silakan saja kalau saya mau dilaporkan, tinggal aparat hukum mau berpihak pada Hasto Sekjen PDIP yang buta huruf membaca tuit saya, atau berfihak pada saya yang ingin menyelamatkan pemilu supaya jurdil,” jelas Andi.
Dia menegaskan, informasi tentang 7 kontainer berisi surat suara tercoblos itu ramai dibahas di grup WhatsApp. Oleh sebab itu, dia ingin agar KPU atau Bawaslu mengecek informasi tersebut.
Andi tak bermaksud untuk menyebarkan informasi hoaks. Apalagi, disebut membuat teror terhadap Pemilu 2019.
Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, bereaksi keras terhadap Andi Arief. Dia menyebut pernyataan Andi berbahaya.
“Pernyataan saudara Andi sangat provokatif, cermin kekerdilan jiwa, mental prejudice, dan sangat berbahaya. Pernyataan jalanan tanpa dasar tersebut, sudah memenuhi delik hukum untuk dipersoalkan,” ucap Hasto.
Dia pun meminta Andi untuk tidak berhalusinasi. Beranggapan Pemilu 2019 sama dengan Pemilu 2009 yang diklaimnya penuh kecurangan.
“Saudara Andi Arief juga harus ingat ini tahun 2019, sehingga jangan berhalusinasi terjadi kecurangan masif seperti tahun 2009, ketika pimpinan KPU saat itupun ditawari masuk ke jajaran teras elit kekuasaan. Jadi simpan seluruh skenario berpikir curang dengan referensi masa lalu,” ungkap Hasto. (editor)