Prosumut
Ekonomi

Harga Saham Perkebunan Naik, Petani dan CPO Diuntungkan

PROSUMUT – Sejumlah harga saham perkebunan mengalami kenaikan belakangan ini. Pasca Pilres di Amerika Serikat ditambah dengan temuan vaksin Covid-19, telah membuat kenaikan yang cukup signifikan bagi kinerja harga saham perkebunan.

“Membaiknya harga komoditas belakangan bukan hanya baik bagi petani kita. Tetapi, di pasar saham harga saham sektor perkebunan khususnya sawit mengalami kenaikan yang tajam,” ujar pengamat ekonomi Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, Rabu 18 November 2020.

Kata Gunawan, sebagai contoh PT Eagle High Plantation (BWPT). Harga sahamnya mengalami kenaikan dari posisi 4 November di harga Rp94 per lembar menjadi Rp 104 per lembar saat ini atau mengalami kenaikan sekitar 10,6 persen dalam kurun waktu 2 pekan belakangan.

“Bahkan, harga saham BWPT sempat meroket di kisaran Rp106 per lembar pada tanggal 13 November lalu,” ucapnya.

Selanjutnya, sambung Gunawan, harga saham PT London Sumatera Indonesia Plantation (LSIP) juga mengalami kenaikan. LSIP naik dari posisi Rp955 per lembar saham pada tanggal 4 November menjadi 1.095 rupiah per lembarnya pada saat ini.

“Harga saham LSIP naik 14 persen lebih dalam dua pekan terakhir,” tuturnya.

Gunawan menyebutkan, harga saham perkebunan lainnya yang mengalami kenaikan juga terjadi pada PT Sampoerna Agro (SGRO).

Pada saat Pilpres AS berlangsung, harganya berkisar Rp1.285 per lembar. Namun, saat ini harga sahamnya sudah di Rp1.560 per lembar.

“Saham perkebunan lainnya seperti AALI juga mengalami kenaikan. Pada 4 November lalu harga saham AALI Rp10.550 per lembar, tapi saat ini Rp11 ribu per lembar,” sebut dia.

Menurut Gunawan, kenaikan harga saham SGRO jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kenaikan harga saham perkebunan lainnya.

Saham SGRO naik lebih dari 21 persen selama sepekan terakhir. Sementara AALI harga sahamnya naik 4 persen lebih dalam dua pekan terakhir.

Kenaikan harga saham perkebunan tidak terlepas dari kinerja harga komoditas yang mengalami kenaikan tajam belakangan ini.

Dimana harga CPO mengalami kenaikan tajam dari posisinya dikisaran 2.700 ringgit per ton menjadi 3.300 ringgit per tonnya saat ini.

“Ke depan, selama ekspektasi terkait pemulihan ekonomi terus terjadi ditambah vaksin Covid-19 siap edar. Maka, harga saham perkebunan akan bertahan mahal,” tandasnya. (*)

 

Reporter : Rayyan Tarigan
Editor        : Iqbal Hrp
Foto            : 

Konten Terkait

BEI Meluncurkan Klasifikasi Pembagian Sektor Baru IDX-IC

Editor Prosumut.com

Pertamax Cs Turun Harga

Ridwan Syamsuri

Ingin Pilih Saham Syariah, Ini Kriterianya

Editor prosumut.com

Pertamina Patraniaga DPPU Kualanamu Group dan HI Sumut Launching Program Potensi Wisata Kolam Budidaya Air Tawar

Editor prosumut.com

Pedagang Online Resmi Dipajak

Val Vasco Venedict

Pasar Modal Syariah Berkembang Baik di Indonesia

Editor Prosumut.com
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara