PROSUMUT – Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan dr Sofyan Tan pesimis dengan program makan siang gratis jika pola penyalurannya diserahkan ke kontraktor.
Menurutnya, akan lebih baik anggaran tersebut disalurkan melalui dana BOS, atau beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP).
“Niatnya sudah baik, tapi penempatan anggarannya menurut saya kurang tepat,” kata Sofyan Tan saat menjadi keynote speaker dan membuka acara workshop pendidikan dengan tema ‘Peran Pendidikan dalam Penyiapan SDM Unggul Indonesia Emas 2045’ di Hotel & Resort Pancur Gading, Deli Serdang, Minggu 22 September 2024.
Turut hadir, Ketua Tim Kerja Regulasi dan Tata kelola Direktorat PAUD Untung Wismono SE MSc, Kabid Pembinaan GTK Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang Dr Jumakir MPd, narasumber Jusrin Ependi Johar SPd MPd dari Universitas Prima Indonesia, Vina SE MPd dari YPSIM, moderator Abed Nego Terkelin Bangun SPd dan peserta dari guru serta kepala sekolah di Deli Serdang.
Sofyan Tan mengatakan, jika anggaran Rp71 triliun dikelola melalui tender, dan dimenangkan kontraktor dari pusat, lalu disalurkan melalui sub kontraktor di provinsi dan kab/kota, maka nilai makan siangnya bisa menyusut tak sesuai pagu.
Apalagi jika untuk mengelolanya harus membentuk badan baru, lalu harus membiayai staf, gedung dan kantor dari pusat hingga daerah, tentu anggarannya akan semakin sedikit sampai ke siswa.
Dia memaparkan, akan lebih efektif jika anggaran Rp71 triliun tersebut disalurkan melalui dana BOS agar dapat langsung dikelola sekolah.
Sehingga, makan siang yang diberikan ke siswa dapat disesuaikan dengan kondisi daerah tanpa harus mengurangi nilai gizi dan nutrisi.
Jika ini dilakukan, maka petani, nelayan dan pedagang kecil di sekitar sekolah akan terkena dampak keuntungan.
Selain itu, lanjut Sofyan Tan, program makan siang gratis dapat juga disalurkan melalui anggaran beasiswa PIP yang selama ini sudah ada tinggal ditambah nilai dan peruntukannya.
Apabila anggaran makan siang gratis tersebut masuk melalui PIP, tentu akan lebih tepat sasaran lagi karena dikelola langsung oleh ibu siswa.
Ia pun yakin dan percaya tidak akan ada ibu yang tega menyunat anggaran makan siang untuk anaknya sendiri. Bahkan, yang ada ibunya rela tidak makan asal anaknya bisa makan enak dan bergizi.
“Saya lebih percaya anggaran ini dikelola ibu-ibu dari pada kontraktor,” ujar Sofyan Tan disambut setuju para peserta.
Lebih lanjut dia mengatakan, untuk mempersiapkan SDM unggul berkualitas menuju Indonesia Emas 2045, harus dimulai sejak pendidikan dini di PAUD. Bahkan, di Finlandia, negara yang sistem pendidikannya bagus, sudah mendidik anak sejak usia 3 bulan.
Sementara itu, Ketua Tim Kerja Regulasi dan Tata kelola Direktorat PAUD Untung Wismono mengatakan guru harus menumbuhkan minat dan daya tarik siswa untuk senang belajar.
Guru juga harus punya kompetensi mumpuni. Agar bisa mempersiapkan SDM unggul Indonesia emas 2045. (*)
Editor: M Idris