PROSUMUT – Dampak dari pandemi Covid-19, tidak ada orang yang menginap di Hotel. Bahkan acara juga tidak diperbolehkan digelar selama pandemi ini.
Sehingga okupansi hotel di Sumatera Utara (Sumut) turun drastis. Bahkan, sejumlah hotel di Sumut memilih tutup dan ‘merumahkan’ sementara karyawannya.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumut, Denny S Wardhana mengatakan market hunian kamar hotel didominasi oleh wisatawan dan perjalanan dinas.
Dengan kondisi ini, sudah tidak ad2La perjalanan. Karena, masyarakat lebih baik melakukan pencegahan dan antisipasi penyebaran virus corona dengan di rumah saja.
“Perjalanan tidak ada, ada beberapa hotel ditutup sementara. Kita merumahkan juga karyawan sementara, kita tidak mem-PHK ya. Kalau kondisi normal akan kita panggil kembali,” katanya pada wartawan, Senin 30 Maret 2020.
Namun, Denny tidak merinci secara detail hotel-hotel mana saja yang tutup di Sumut maupun di Kota Medan. Ia berharap penanganan virus corona dapat diselesaikan oleh Pemerintah Indonesia dalam waktu tiga bulan seperti dilakukan China.
“Mudah-mudah 3 bulan kedepan bisa normal kembali. Kalau kita benar-benar memutus mata rantai penyebaran corona. Aku melihat kejadian di China, kejadian bulan Januari. Mereka serius melakukan ini semua dan penduduk mengikuti instruksi dan Maret mereka selesai. Aku bukan ahli, tapi aku lihat perkembangan di China,” jelas Denny.
Kemudian, Denny mengharapkan dari kebijakan Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Daerah untuk dapat menangguhkan biaya bulanan seperti pajak, BPJS Kesehatan, BPJS Tenaga Kerja, listrik, air dan gas.
“Kalau sekarang dalam kondisi ini, ada penangguhan dalam realisasi tetap. Itu biaya rutin harus dikeluarkan pelaku usaha. Kalau tidak ada tamu, bagaimana bayarnya. Meski biayanya berkurang,” pungkas Denny. (*)