Prosumut
Ekonomi

Harga Ayam Melambung, KPPU Wilayah I Soroti Pengusaha 

PROSUMUT – Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) Wilayah I tengah mengawasi para pelaku usaha terutama dibidang sektor ayam. KPPU juga mengingatkan agar pelaku usaha tidak melakukan praktek yang tidak sehat di tengah tingginya harga ayam potong saat ini.

“Kita tahu kemarin itu sempat turun harga ayam ini. Nah, jangan karena alasan yang tidak sesuai dan karena persaingan usaha mereka menaikkan harga. Jadi, saya ingatkan para pelaku usaha ini jangan sampai melakukan praktek-praktek persaingan usaha yang tidak sehat atau melakukan kesepakatan untuk menaikan harga,” kata Kepala Kantor Wilayah I KPPU, Ramli Simanjuntak pada wartawan Senin 8 Juni 2020.

BACA JUGA:  Pengembangan Pelabuhan Pangkalan Susu Dongkrak Ekonomi Lokal

KPPU, sambung Ramli akan memonitor terus pergerakan harga ayam tersebut. Bahkan KPPU juga telah mempersiapkan data-data.

“Nah, informasi yang kami terima anak ayam yang mau dibesarkan atau diternakkan ini katanya ada kenaikan harga yang cukup signifikan dari Rp 8.000 hingga Rp 10.000 an. Sehingga membuat harga ayam potong ini sampai Rp 40.000 lebih. Maka saat ini masih kita kumpulkan lagi apa penyebab naiknya harga tersebut,” terangnya.

Seperti diketahui, harga ayam broiler atau ayam ras di Kota Medan terus mengalami kenaikan. Hingga hari ini harga ayam ras di sejumlah pasar tradisional Kota Medan tembus Rp 45.000 per kg.

BACA JUGA:  Galeri Investasi Kini Hadir di Langkat, Dorong Literasi Keuangan dan Pasar Modal di Daerah

Di Pasar Tradisional Petisah sendiri, pedagang mengaku kenaikan harga terus terjadi sejak Lebaran 1441 H. Dikatakan Enni, kenaikan harga ini lantaran tidak adanya stok di pengusaha ternak. Tingginya harga ayam ini membuat sepi permintaan,

“Gak ada stok barang, makanya harganya mahal. Sudah Rp 44.000 hingga Rp 45.000 per kg. Padahal normalnya harga ayam itu cuma Rp25 ribu per kg,” kata Enni, Senin 8 Juni 2020.

BACA JUGA:  Galeri Investasi Kini Hadir di Langkat, Dorong Literasi Keuangan dan Pasar Modal di Daerah

Diakuinya, harga ayam yang saat ini sedang tinggi membuatnya harus mengurangi stok penjualan. Biasanya stok ayam yang akan dijual sebanyak enam kotak atau 60 ekor kini ia hanya berani menyediakan 30 ekor ayam saja.

“Enggak berani stok banyak, hari ini cuma tiga kotak atau 30 ekor, biasa kita bisa stok enam kotak. Harga ayam mahal gini yang beli juga enggak ada,” ungkapnya. (*)

Reporter : Nastasia
Editor        : Iqbal Hrp
Foto            :

Konten Terkait

Rupiah Melemah Lagi

Editor prosumut.com

BRI Gatot Subroto Gelar Undian Simpedes Periode Semester II 2022

Editor prosumut.com

Jelang Nataru 2024/2025, Harga dan Stok Bahan Pokok di Pasar Masih Terkendali

Editor prosumut.com

MKI Sumut Gelar Seminar Nasional Pengembangan Energi Terbarukan dan Pameran Inovasi

Editor prosumut.com

Mei, Tren Laju Inflasi Sumut Berlanjut

Ridwan Syamsuri

Himpun 40 Juta Pelanggan, Bukalapak Juarai Startup Indonesia

Val Vasco Venedict
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara