Prosumut
Politik

Habis “Sontoloyo” Terbitlah “Genderuwo”

PROSUMUT – Presiden Jokowi menyebutkan istilah unik lain dalam menyikapi dinamika politik di dalam negeri. Setelah menyampaikan politikus sontoloyo beberapa waktu lalu, dalam pembagian sertifikat di Tegal, Jawa Tengah, Jumat (9/11/ 2018), Jokowi pidato dengan menyebutkan model politik genderuwo.

Jokowi mengatakan, model politik ini adalah pola politik yang menakut-nakuti masyarakat dengan propaganda. Upaya menakuti masyarakat ini, menurut Jokowi, mirip dengan genderuwo, mahluk hantu serupa manusia tapi tinggi besar dan berbulu tebal, yang penampakannya membuat orang takut.

Genderuwo memang dikenal di masyarakat Indonesia sebagai sosok hantu atau mahluk halus.

Sebagaimana disalin dari viva.co.id, dalam buku Hantu: dari Suster Ngesot sampai Sundel Bolong karya @urbanlejen terbitan pertama 2013, genderuwo sosoknya memang tinggi dengan tubuh atas besar sedangkan kakinya kecil. Beberapa catatan legenda menyebutkan, genderuwo matanya merah, taringnya tajam.

Dalam buku itu tertulis, ada yang meyakini genderuwo adalah jin yang suka mengganggu dan menyamar sebagai manusia. Genderuwo dikenal gemar mengganggu wanita dengan menyaru sebagai pasangan atau suami sang wanita.

Genderuwo berupaya menggoda wanita dan mengajak sang wanita untuk berhubungan badan. Ringkasnya, genderuwo menggoda wanita, menidurinya dan membuat sang hawa orgasme namun sang wanita biasanya tak sadar.

Buku tersebut menuliskan, genderuwo ada yang baik, tak mengganggu dan tinggal di beberapa lokasi, mulai dari rumah ibadah, tempat keramat dan lainnya. Malah bagi sebagian masyarakat Jawa, genderuwo bisa baik tergantung manusia yang menghadapinya, apakah bisa menaklukkannya atau tidak.

Genderuwo juga bisa jahat apabila orang di lingkungannya tak sopan dengan sekitar.

Selain tempat keramat dan suci, ada yang meyakini, genderuwo tinggal di tempat sunyi, seperti pohon besar rindang yang sepi, gedung kosong lembab atau perairan yang jarang diakses manusia.

Dalam buku itu dituliskan, konon untuk mendatangkan genderuwo bisa dilakukan dengan ritual menyajikan sate burung gagak. Aroma dari pembakaran sate ini bisa mengundang genderuwo mendekat.

Soal munculnya genderuwo entah mulai sejak kapan. Dalam tradisi dan keyakinan masyarakat Tanah Air, terutama Jawa, genderuwo sudah sejak lama diyakini, informasinya dari cerita dan testimoni dari mulut ke mulut.

Dalam masyarakat modern saat ini, ada yang menduga genderuwo sebenarnya berasal dari mitologi Persia Kuno. Genderuwo, dalam dalam tradisi Persia, yakni Gandarewa, penulisan yang sepintas mirip ini membuat orang meyakini sosok tersebut adalah sama.

Dalam bukunya berjudul Encyclopedia of Demons in World Religions and Cultures, Theresa Bane menuliskan, Gandarewa ternyata berbeda profil fisiknya dengan Genderuwo di Tanah Air.

Bane menuliskan, Gandarewa merupakan hantu naga raksasa dalam tradisi Persia dan Sumeria. Sosok Ganderwa digambarkan, bagian tubuh atasnya bisa berada di awan sedangkan tubuh bawahnya di dasar laut.

Sebagai mahluk halus yang suka menggoda wanita, dalam mitologi Persia ini, Gandarewa kala tinggal di dasar laut suka menggoda peri cantik di lautan.

Gandarewa punya sisi monster. Mahluk ini diyakini memakan manusia, dan dalam buku Hantu: dari Suster Ngesot sampai Sundel Bolong, dituliskan Gandarewa bisa memakan 12 manusia sekaligus dan selalu merusak apa saja barang yang ada dan melahapnya.

Theresa Bane menuliskan Gandarewa hanya tunduk pada Dewa Naga, Azhi Dahaki. Dalam mitologi Persia, Gandarewa juga punya sisi baik, dia akan memberikan pohon kehidupan Haoma kepada peradaban manusia.

‘Gempa’ Netizen

Di dunia medsos, Twitter kali ini juga diguncang “gempa” dengan kehadiran Genderuwo dalam tagar #PolitikGenderuWo. Tagar ini menembus trending topic Twitter di Indonesia.

Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com sejauh ini #PolitikGenderuWo sudah mencapai angka 40,6 ribu cuitan dari para netizen.Seolah setuju dengan Jokowi, banyak warganet banyak ingin ‘politik genderuwo’ yang menyebabkan keresahan di masyarakat agar hilang dari muka bumi.

Banyak netizen yang mengaitkan ‘politik genderuwo’ ini dengan Prabowo. Belum lagi dalam tagar ini huruf ‘W’ dan ‘O” ditulis kapital. Genderuwo dan Prabowo merupakan dua kata yang seirama. (ed)

Konten Terkait

ISARAH dan GPII Sumut Sebut Tudingan Ijazah Palsu Bisa Dipidana

Editor Prosumut.com

Bertemu Kader KNPI se-Kota Medan, El Adrian Shah Jelaskan Visi Pemerataan Pembangunan

Editor prosumut.com

Dewan Juri Tetapkan 10 Nominasi Maskot Pilkada Medan 2020

Editor prosumut.com

Kominfo: Medsos Ditutup Saat Masa Tenang Itu Hoaks

Editor prosumut.com

Andi Suhaimi Ditunjuk Partai

admin2@prosumut

Ratusan Ustaz di Asahan Deklarasikan Ganjar Presiden 2024

Editor prosumut.com
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara