Prosumut
Pilpres

Beda Pilihan Capres, Apa Sulitnya Saling Menghargai?

PROSUMUT – Pada Jumat, 22 Februari 2019, salah satu publik figur yakni Deddy Mahendra Desta alias Desta Club Eigthies, lewat Instagram pribadinya, mengunggah foto dirinya dengan Jokowi.

Lantas, ia menulis keterangan foto yang menyejukkan. “Hargai lah pilihan saya, seperti saya menghargai pilihan Anda.”

Ada kah yang salah dari keterangan foto Desta itu? Enggak ada. Yang salah hanya komentar-komentar warganet yang tajam dan pedas di kolom komentar.

Masih banyak yang menyudutkan Desta, menyalahkan pilihan politiknya, bahkan ada yang mendebat.

Tak cuma Desta, begitu pula dengan publik figur lainnya yakni Fauzi Baadilla, yang jelas mendukung Prabowo lantaran juga berstatus caleg dari Partai Gerindra.

Nyaris di setiap postingan Fauzi, selalu ada dukungan untuk Prabowo. Lalu, salah kah? Enggak. Yang salah sekali lagi hanya cibiran warganet di kolom komentar yang menyalahkan pilihan politik Fauzi.

Baik Desta dan Fauzi sudah menyatakan dengan terang dan jelas soal pilihan politiknya masing-masing.

Hal itu wajar karena keduanya punya hak dan kebebasan yang dijamin negara untuk menentukan pilihan capres mereka. Kenapa masih ada yang panas dan kebakaran jenggot dengan pilihan mereka?

Rasanya sudah tak terhitung lagi berapa banyak orang yang mengaku lelah tinggal dan hidup di republik ini karena masih banyak yang hobi provokasi bahkan persekusi.

Entah kapan negara ini maju, apalagi berharap untuk terbang ke bulan, jika saja masih banyak yang jalan di tempat, berkutat membahas hal yang itu-itu saja, dan malah berpotensi memecah belah.

Tentu juga banyak yang sudah lelah dengan seliwerannya berita, informasi, dan kabar hoax jelang Pilpres 2019. Memang tak dipungkiri, tahun politik ini memang sudah menciptakan berbagai macam kepentingan.

Baik itu kepentingan yang sifatnya positif ataupun negatif, yang terlihat dan tak terlihat. Karena itulah jadilah pemilih yang cerdas dan tidak mudah terprovokasi.

Sekali lagi, dalam demokrasi, perbedaan pilihan capres memang tidak bisa dihindari. Maka dari itu, pentingnya untuk saling menghargai dan menghormati pilihan masing-masing adalah hal yang harus dijunjung tinggi.

Jangan sampai hanya karena perbedaan aspirasi dan pilihan, segala hal yang berbau persatuan justru jadi korban.

Apalagi, demokrasi dan pemilu bukanlah tujuan, melainkan sistem dan sarana untuk memilih pemimpin yang terbaik bagi negeri ini.

Sebagai saudara sebangsa, semestinya perbedaan pilihan politik tak perlu dipermasalahkan. Hormati dan hargai lah pilihan politik orang lain, maka pilihan politik kita pun akan dihormati.

Rambut boleh sama hitam, tapi soal isi kepala dan pemikiran itu sudah pasti berbeda dan harus diterima. Jadi amat sangat wajar jika setiap orang memiliki pilihan politik yang tentu berbeda pula dengan alasannya masing-masing.

Biarkan semuanya bebas memilih tanpa tekanan, dan dengan tanggung jawab atas pilihannya masing-masing.

Ada benarnya juga kan kalau kalian sakit keras, yang bakal membantu kalian pasti tetangga dan kerabat terdekat, bukan presiden.

Jadi buat apa menyalahkan dan mengharamkan pilihan politik tetangga kalian, jika saat kondisi terpuruk, kalian masih membutuhkan mereka? (*)

Konten Terkait

Kampanye Akbar di GBK, Prabowo: 17 April Lebaran Ketiga

Val Vasco Venedict

Tumpangi Perahu Kayu, N4J & YSKI Baksos di Kampung Nelayan

Val Vasco Venedict

Migrasi Pemilih di Pilpres Masih Terbuka Lebar

Val Vasco Venedict

Ribuan ‘Srikandi’ Senam Massal di Sumut, Gaungkan Ganjar Presiden 2024

Editor prosumut.com

Panwaslu Kecamatan Perbaungan Rapat Koordinasi

Ridwan Syamsuri

Kubu Prabowo Akhirnya Sengketakan Pilpres ke MK

Val Vasco Venedict
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara