PROSUMUT – Malam nanti, Kota Medan akan mengalami fenomena astronomi luar biasa, yang disebut Titik Balik Matahari atau Solistice. Efek dari fenomena ini, Kota Medan akan mengalami malam yang terpanjang. Nah, lho?
Dilansir dari VIVA.co.id, Jumat (21/12) malam akan terjadi fenomena dimana terjadi kemiringan bumi saat mengitari matahari. Titik balik matahari sendiri terjadi dua kali dalam setahun, yakni titik balik matahari pada 21 Juni atau disebut dengan summer solistice dan titik balik matahari pada 21-22 Desember atau disebut winter solistice.
Nah, dampaknya pada solistice Desember ini, belahan bumi selatan condong ke arah matahari dan belahan bumi utara condong menjauhi matahari. Kondisi ini menyebabkan masyarakat di belahan bumi utara bakal mengalami malam terpanjang dan sebaliknya masyarakat di belahan bumi selatan mengalami siang terpanjang, pada 21-22 Desember 2018.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa, Thomas Djamaluddin menjelaskan, titik balik matahari merupakan fenomena tahunan.
“(Winter solistice) ini merupakan kejadian tahunan terkait posisi Matahari pada titik paling selatan,” jelasnya kepada VIVA, Kamis (20/12) malam.
Thomas mengungkapkan, area Indonesia yang berada di ekuator terkena dampaknya, meski tak begitu signifikan. Ada beberapa daerah di Indonesia yang mengalami malam terpanjang dan malam terpendek pada 21-22 Desember ini.
“Di belahan utara wilayah seperti Medan, Singapura dan Tokyo, akan mengalami malam terpanjang dan di belahan selatan seperti Jakarta, Denpasar, Australia jadi malam terpendek,” tuturnya.
Pengamat astronomi LangitSelatan, Avivah Yamani mengatakan, malam terpanjang dan terpendek di wilayah Indonesia bedanya dengan malam sebelumnya tidak begitu kentara. Sebab Indonesia berada di wilayah khatulistiwa.
Beda halnya dengan, masyarakat di belahan Bumi utara atau selatan seperti Amerika, Kanada atau Australia. Dia mengatakan, beda waktu malam terpanjang dan terpendek di Indonesia pada winter solistice cuma beberapa menit saja.
“Sama-sama kisaran 12 jam, bedanya 1-3 menit saja. Nggak signifikan, dibandingkan sama Finlandia yang siangnya 5 jam 45 menit atau Australia yang siangnya 14,5 jam,” jelas Avivah. (And-Editor)