Prosumut
Ekonomi

IHSG Ditutup Anjlok 2,8 Persen

PROSUMUT – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bagai roller coaster terus bergerak dalam fluktuasi harga yang cukup tajam pada hari ini.

Kinerja IHSG mengalami gerak yang banyak pelaku pasar bilang ‘mendebarkan’.

Demikian dikatakan, Pengamat Ekonomi Gunawan Benjamin, Rabu 18 Maret 2020. IHSG sempat dibuka menguat, dan berbalik turun hingga 3 persen lebih, namun berusaha kembali menguat dan sempat masuk ke teritori positif, namun berbalik dan diperdagangkan di teritori negatif.

“Dan pada akhirnya IHSG ditutup anjlok di 2,8 persen di level 4.330,67. IHSG bahkan sempat di bawah level psikologis 4.300. Kondisi IHSG pada hari ini menunjukan bahwa pelaku pasar banyak yang mengambil langkah trading jangka pendek. Karena sentiment di pasar keuangan belum sepenuhnya mendukung untuk kinerja IHSG yang menguat dalam jangka panjang,” kata Gunawan.

BACA JUGA:  Kejar Mimpi Wealth Fest Hadir di FEB USU, Dorong Generasi Muda Sadar Finansial

Lanjutnya, semua sentimen tertuju pada kemungkinan adanya potensi memburuknya kinerja pasar seiring dengan kinerja indeks futures di AS yang masih diperdagangkan negatif.

Kondisi pasar keuangan belakangan ini sangat tidak menentu, dan ketidakpastian ini menjadi salah satu masalah serius bagi pelaku pasar karena ketakutan bisa saja muncul kapan saja.

BACA JUGA:  Jelang Nataru, Pertamina Sumbagut Sidak Lembaga Penyalur BBM dan LPG di Sumut

“Kinerja mata uang rupiah juga demikian, hal yang sama terlihat pad apelemahan Rupiah yang pada hari ini juga mengalami pelemahan. Rupiah terpuruk di kisaran level Rp15.220 per US Dolar yang lagi lagi membuat indikator ekonomi makro kita terlihat jelek,” sebutnya.

Disisi lain, harga minyak mentah yang sudah menyentuh level $28 per barel juga turut memicu kekuatiran pasar.

BACA JUGA:  OJK Sumut Perkuat Edukasi Keuangan untuk Tekan Judi Online dan Pinjol Ilegal

Pasalnya banyak saham berbasis energy yang tidak bergantung kepada harga minyak tersebut. Dengan kondisi ini jelas, ekspektasi kedepan terkait pertumbuhan ekonomi global terlihat lebih suram.

“Harga minyak mentah dunia mencapai titik terendahnya selama 17 tahun terakhir. Kondisi ini sangat mengkuatirkan dan biasanya selalu dikaitkan dengan kemungkinan melambatnya laju pertumbuhan ekonomi global. Penurunan harga minyak memunculkan ekspektasi bahwa besar kemungkinan adanya potensi resesi yang lebih terlihat,” pungkasnya. (*)

Konten Terkait

GOJEK SWADAYA, Kelak Bikin Mitra Gojek Medan Makin Sejahtera

Val Vasco Venedict

BRI Hadirkan Pesta Rakyat Simpedes di Medan

Editor prosumut.com

Kuartal II, Pasar Apartemen Capai 87 Persen

Editor prosumut.com

NextDev ke-9, Ciptakan Dampak Sosial Berkelanjutan

Editor prosumut.com

Pelaku Pasar Keuangan Ragukan Vaksin Covid-19, Indeks Saham Turun

admin2@prosumut

BPS Sumut Hadirkan Aplikasi ALUSI, Dorong Pembangunan Berbasis Data

Editor prosumut.com
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara