PROSUMUT-Pantai Anyer, Banten diterjang gelombang tinggi, Sabtu (22/12) malam. Akibatnya, 3 orang tewas. Sedangkan 21 lainnya menderita luka-luka.
“Ya benar. Tiga meninggal dunia, 21 lainnya luka-luka,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Sutopo Purwo, Minggu (23/12/2018) dini hari.
Sutopo belum bisa memastikan air pasang sudah surut atau belum. Namun menurutnya, petugas gabungan dari BPDB, Basarnas, hingga TNI-Polri sudah melakukan penanganan di lokasi.
“Evakuasi dilakukan di beberapa tempat. Pendataan dan penanganan masih dilakukan,” tuturnya.
Akibat gelombang pasang, beberapa hotel rusak. Mobil-mobil yang ada di lokasi juga rusak akibat hempasan gelombang.
“Kita dapat info listrik juga padam,” kata Sutopo.
Dijelaskan Sutopo, air laut di Pantai Anyer naik sekira pukul 21.33 WIB dengan ketinggian 0,35 meter.
Air pasang juga terjadi di kawasan Serang, sekira pukul 21.27 WIB dengan ketinggian 0,9 meter.
“Hasil pengamatan data pasang surut dari papan pengukuran (tidegauge) dari BMKG menunjukkan, terjadi pasang di Serang tercatat pukul 21.27 WIB ketinggian 0.9 meter. Kemudia di Banten pukul 21.33 WIB ketinggian 0.35 meter,” jelas Sutopo.
“Selain itu di Kota Agung Lampung pukul 21.35 WIB ketinggian 0.36 meter. Terakhir di Pelabuhan Panjang tercatat pukul 21.53 WIB ketinggian 0.28 meter,” sambungnya.
Sutopo mengimbau masyarakat tetap tenang. Warga diminta tidak melakukan aktivitas di sekitaran pantai untuk sementara.
“Jangan terpancing isu-isu yang menyesatkan. Untuk sementara hindari aktivitas di sekitar pantai. Sekali lagi disampaikan bahwa tidak ada tsunami, yang terjadi adalah gelombang pasang di sekitar pantai,” tegas Sutopo.(ed)