PROSUMUT – Mahasiswa adalah energi baru dan terbarukan bangsa ini, karena masa depan bangsa sangat tergantung kepada mahasiswa sebagai kaum intelektual bangsa. Hal itu dikatakan oleh Staf Ahli Kepala SKK Migas, Sampe L Purba saat memberikan kuliah umum kepada ratusan mahasiswa UHN Medan dengan topik ‘Pengelolaan energi dan Sumber Daya Mineral’ di Aula Fakultas Kedokteran UHN, akhir pekan ini.
Menurut Sampe L Purba, kuliah umum ini akan mendorong mahasiswa UHN Medan memahami pengelolaan energi dan sumber daya mineral. “Kegiatan ini sangat strategis dan penting disampaikan kepada para mahasiswa dan civitas akademika universitas, dengan beberapa pertimbangan, antara lain mahasiswa adalah generasi muda calon intelektual pemimpin bangsa dan para pelaku pembangunan di masa depan. Dalam hal ini para mahasiswa perlu dibekali secara komprehensif pemahaman kebijakan pengelolaan energi pada tingkat nasional yang mempertimbangkan berbagai dimensi,” ungkap dia.
Selanjutnya, sambung Sampe L Purba, mahasiswa juga dipandang sebagai kaum yang kritis konstruktif, yang diharapkan memiliki kredibilitas tinggi, sebagai penyampai informasi secara tepat kepada masyarakat. Informasi dari mahasiswa yang didasarkan pada data, argumen dan analisis yang rasional adalah sangat penting.
Lebih jauh dia mengatakan, energi berkeadilan itu adalah kebijakan dan upaya pemerintah untuk menyediakan energi secara merata dengan harga terjangkau, meningkatkan penerimaan negara, sekaligus memacu pertumbuhan dan investasi. Definisi ini mencakup tiga spektrum, yaitu pertama penyediaan energi yang bersentuhan langsung dengan masyarakat secara merata dengan harga terjangkau.
Implementasi dari kebijakan tersebut antara lain adalah penyediaan BBM satu harga di seluruh wilayah Indonesia. Pemerintah hadir dan memastikan itu. Hingga tahun 2018 telah diresmikan 160 SPBU kompak bbm satu harga di pelosok pelosok nusantara. Kemudian, elektrifikasi seluruh nusantara.
“Hingga tahun 2018 rasio elektrifikasi kita saat ini sudah mencapai 98,3 %. Pemerintah juga membantu para nelayan dengan menyediakan konverter kit BBM, sehingga dapat menggunakan LPG sebagai bahan bakar untuk melaut. Ini mengurangi biaya operasional melaut hingga Rp.50.000/hari,” jelasnya.
Selain itu, pemerintah juga hadir menyediakan sumur bor di daerah-daerah sulit air. Hingga tahun 2018 telah dibangun 2.290 titik sumur bor air tanah yang diperuntukkan bagi 6,6 juta jiwa. Pembangunan jaringan gas kota juga ditingkatkan. Hingga tahun 2018 telah terpasang lebih dari 460.000 sambungan rumah.
“Ini menghemat pengurangan biaya rumah tangga sekitar Rp. 90.000 per bulan per keluarga. Lebih praktis, bersih, dan aman,” tegas Sampe L Purba.
Dalam kuliah umum tersebut, dimoderatori oleh Pakar Hukum Tata Negara UHN yang juga Ketua Magister Hukum, Dr Janpatar Simamora SH MH. Turut hadir, Rektor UHN Medan Dr Haposan Siallagan SH MH, para wakil rektor, dekan dan civitas akademika UHN.
Rektor menyatakan, sangat senang dan mengapresiasi komitmen SKK Migas dalam mengelola energi yang berkeadilan. “UHN Medan akan ikut serta bagaimana mengelola energi dan sumber daya mineral untuk kebutuhan bangsa dengan mengedepankan prinsip keadilan, efisiensi dan ramah lingkungan,” tegasnya. (*)