PROSUMUT – Aset terbesar bangsa Indonesia adalah persatuan. Demikian pesan Presiden Jokowi saat menghadiri Perayaan Natal Nasional 2018 di Gedung Serbaguna, Jalan Willem Iskandar/Pancing Medan, Sabtu (29/12) malam.
“Sekali lagi saya tegaskan bahwa aset terbesar bangsa ini adalah persatuan. Aset terbesar bangsa ini kerukunan dan persaudaraan,” kata Jokowi di hadapan sekitar 20 ribu umat kristiani yang hadir pada acara tersebut.
Lebih lanjut disampaikannya bahwa perayaan Natal adalah perayaan yang menghadirkan kedamaian sejati.
“Damai di hati kita, Indonesia dan damai di bumi kita. Kedamaian ini harus terus terawat, harus kita jaga dengan selalu berdoa dan bekerja tulus,” tuturnya.
Perayaan Natal disebutnya adalah perayaan suka cita. Atas dasar itu seluruh elemen bangsa, menurut Jokowi, harus berbangga telah dianugerahi keanekaragaman melalui perayaan Natal setiap tahunnya.
“Kita patut berbangga karena telah dianugerahi keanekaragaman yang luar biasa. Saat ini penduduk kita sudah hampir 260 juta jiwa, dengan 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota yang kita miliki, maka negara kita telah dianugerahkan perbedaan-perbedaan yang majemuk, warna-warni suku, agama, adat, tradisi dan bahasa daerah. Untuk itu inilah yang harus terus kita jaga,” ucapnya.
Jokowi melanjutkan, perbedaan bukan sumber perpecahan tetapi potensi besar kekuatan Indonesia.
“Rasa persaudaraan yang tinggi membuat persatuan kita tinggi. Persatuan sumber keberagaman Indonesia yang menjadi kekuatan kita yang tidak mudah dikalahkan oleh siapapun,” kata suami Iriana ini.
“Persatuan yang menyadarkan kita bahwa kita saudara sebangsa dan se Tanah Air. Untuk itu harus kita jaga, rawat dan syukuri. Saling menghormati, menghargai, membantu dan saling mengasihi,” tukasmya.
Ketua Umum Perayaan Natal Nasional 2018, Yasonna Laoly dalam laporannya mengatakan, dalam rangka perayaan Natal nasional kali ini, pihkanya telah mengadakan bakti sosial memberikan bantuan kepada korban bencana alam Palu dan Donggala.
Bantuan yang diberikan berupa renovasi masjid dan gereja, pakaian, makanan, obat-obatan serta Alquran dan alkitab.
Kegiatan tersebut masih akan tetap dilanjutkan dengan pemberian bantuan kepada korban bencana tsunami di Banten dan juga Lampung.
Panitia mengapresiasi dukungan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan tokoh agama di Sumut, termasuk pimpinan Majelis Ulama Indonesia, Nahdatul Ulama, Muhammadiyah dan lainnya atas terselenggaranya acara tersebut.
Dalam pantauan PROSUMUT di lokasi acara, perayaan Natal Nasional 2018 mempersembahkan orkestra gabungan dari 80 pemusik dari empat provinsi., yaitu Sumut, Jakarta, Jawa Barat, dan Yogyakarta.
Selain itu acara juga didukung oleh koor raksasa sebanyak 1000 orang dari berbagai gereja dan etnis di Sumut. Serta 100 paduan suara anak-anak dari Pematang Siantar-Simalungun. Seluruh anggota koor tersebut menggunakan pakaian adat nusantara.
“Mungkin ini adalah paduan suara terbesar yang pernah ada dalam sejarah Perayaan Natal Nasional di Indonesia, sekaligus sebagai simbol persatuan dan kesatuan Indonesia,” kata Menteri Hukum dan HAM itu.
Turut hadir pada kesempatan tersebut sejumlah menteri Kabinet Kerja antara lain Luhut Binsar Panjaitan dan Lukman Hakim Syaifuddin, Kapolri Tito Karnavian, pimpinan lembaga negara, kepala daerah se Sumut, pimpinan gereja seluruh Indonesia, serta ribuan umat Kristiani yang sejak siang memadati gedung Serbaguna Pancing. (editor)