PROSUMUT – Dua pekerja migran Indonesia (TKI) dilaporkan tewas setelah menjadi korban kebakaran yang terjadi di kota Yanaizu Perfektur (provinsi) Fukushima, Jumat 15 Februari 2019 pukul 02.40 waktu setempat.
Kedua korban tewas adalah Ida Andriani, 26 tahun, asal Ciamis Jawa Barat dan Ria Andriani, 30 tahun, asal Cikopo. Adapun rekan mereka yang selamat adalah Ema Gartika, 38 tahun, asal Purwakarta, Restu Fitri Ardini, 28 tahun, asal Subang dan Rani Ayu Ningdiah, 31 tahun, asal Cikampek.
Koordinator Fungsi Protokol Dan Konsuler Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Jepang, Bob Tobing, menjelaskan Kepolisian setempat saat ini masih mengidentifikasi jenazah dua WNI yang menjadi korban kebakaran.
“Untuk keperluan identifikasi jenazah sekarang polisi sedang coba usahakan tes. Lakukan tes DNA (Deoxyribo Nucleic Acid – asam nukleat yang menyimpan semua informasi tentang genetika). Polisi ambil berdasarkan barang-barang pribadi kedua korban,” kata Bob.
Jika tidak berhasil dilakukan, lanjut Bob, ada kemungkinan akan diambil contoh DNA dari keluarga korban.
“Kalau tidak berhasil perlu sample DNA dari kami”, ujar Bob.
Sementara itu informasi diperoleh menyebutkan, api bersumber dari bangunan rumah kayu dua lantai yang dihuni lima pekerja migran Indonesia. Dua bangunan rumah yang berdekatan dengan rumah hunian WNI lainya juga hangus terbakar.
Rani Ayu Ningdiah, salah seorang korban selamat menuturkan, dia terbangun pada dinihari dan melihat api sudah membakar ruang kamar makan. Rani kemudian membangunkan dua rekannya yang tinggal di lantai 1.
Namun demikian api cepat menjalar ke lantai dua sehingga Rani tidak sempat menyelamatkan dua rekannya yang tinggal di lantai dua.
“Saya keluar rumah enggak pakai sendal dan teriak membangunkan tetangga kanan kiri sebisa kami teriak fire…fire …Karena kami belum fasih bahasa Jepang. Alhamdulillah mereka cepat keluar dan selamat semua,” ucap Rani.
Sekitar 3,5 jam kemudian, api baru dapat dipadamkan. Api padam sekitar pukul 06.30 pagi waktu Jepang.
Kepolisian Aizubange di Kawanuma Perfektur Fukushima masih melakukan penyelidikan penyebab kebakaran.
Bangunan tempat lima Pekerja migran Indonesia itu tinggal dipinjam sebagai asrama staf oleh perusahaan pembuat sepatu di kota, dan lima karyawan perempuan tinggal di sana. (*)