Prosumut
Ekonomi

Merger Bank Syariah Bisa Dorong Literasi Keuangan Masyarakat

PROSUMUT – Rencana akan digabungkannya bank syariah plat merah pada Februari 2021 mendatang merupakan kabar baik. Selama ini, bank syariah terbilang pemain guram di industri perbankan nasional.

Padahal, masyarakat muslim Indonesia ini jumlahnya sangat banyak sekali. Namun, belum bisa mengakomodir kepentingan masyarakat muslim yang sangat fokus pada penggunaan produk halal khususnya dari jasa lembaga keuangan.

Ekonom Sumut Gunawan Benjamin berpendapat, pangsa pasar bank syariah bisa ditingkatkan dengan cara merger tersebut. Salah satu analogi yang mungkin bisa membuka wawasan kiat semua adalah, jika 3 bank seperti BNI Syariah, Syariah Mandiri dan BRI Syariah digabungkan.

Maka, akan tercipta aset perbankan syariah sebesar Rp 207 triliun. Dengan begitu, akan masuk dalam kategori buku 4 dan sejajar dengan bank besar BUMN lainnya.

BACA JUGA:  Galeri Investasi Kini Hadir di Langkat, Dorong Literasi Keuangan dan Pasar Modal di Daerah

Namun demikian, bagaimana dengan potensi penyerapan nasabah serta penetrasi pasarnya? “Kita harapkan bank syariah dengan aset besar tersebut bisa memberikan pembiayaan besar dan bisa bermain di perusahaan yang masuk dalam kelasnya komersial ataupun korporate. Jadi kalau nantinya bank syariah mampu memberikan pembiayaan ke perusahaan-perusahaan besar,” ujar Gunawan, Senin, 24 Agustus 2020.

Dengan begitu, lanjut Gunawan, maka ada potensi bank syariah bukan hanya masuk ke pembiayaannya saja. Payroll (pembayaran gaji) karyawan perusahaan juga bisa lewat bank syariah. Alhasil, jumlah nasabah akan bertambah banyak, dan masyarakat semakin familiar dalam menggunakan bank syariah.

BACA JUGA:  Pengembangan Pelabuhan Pangkalan Susu Dongkrak Ekonomi Lokal

“Bukan hanya karyawan perusahaan tadi yang akan membuka rekening, anggota keluarga dari karyawan atau mitranya juga berpeluang membuka rekening syariah khususnya untuk memenuhi kebutuhan transaksi di antara mereka,” sebutnya.

Selain itu, kata Gunawan, ada peluang mitra bisnis dari perusahaan tadi juga akan diajak untuk melakukan transaksi melalui bank syariah. Sebab jika sesama bank sejenis akan memudahkan transaksi dalam banyak hal, salah satunya biaya.

“Kita tentunya berharap bank syariah tidak lantas meninggalkan segmentasi pasar UMKM,” jelasnya.

Jadi, itu salah satu keuntungan jika bank syariah memiliki kekuatan besar dari sisi permodalan setelah merger. Tidak seperti sekarang ini, bank syariah hanya bermain di level UMKM, yang tidak efektif mengajak banyak pihak untuk membuka rekening bank syariah.

BACA JUGA:  Galeri Investasi Kini Hadir di Langkat, Dorong Literasi Keuangan dan Pasar Modal di Daerah

“Banyak masyarakat muslim yang terpaksa harus menggunakan bank konvensional karena perusahaan mewajibkannya. Hal tersebut terjadi karena perusahaan tadi mendapatkan pinjaman dari bank konvensional, sehingga gaji karyawannya harus ditransfer lewat bank konvensional tersebut,” papar Gunawan.

Karena itu, tambah dia, ke depan diharapkan peran bank syariah bisa sejajar dengan bank konvensional saat ini.

“Karena semakin kuat permodalan, maka literasi keuangan masyarakat terhadap perbankan Syariah juga akan mengalami peningkatan,” tandasnya. (*)

 

Reporter : Rayyan Tarigan
Editor        : Iqbal Hrp
Foto            : 

Konten Terkait

Bank Indonesia Edukasi Generasi Muda Terkait Peran Rupiah dalam Perjalanan Perjuangan Bangsa

Editor prosumut.com

IHSG Ditutup Anjlok 2,8 Persen

admin2@prosumut

Sinergi OJK dan Pemprov Wujudkan “One Village One Agent” di Sumut 

Editor Prosumut.com

Malangnya Nasib Garuda, Sudah Jatuh Tertimpa Tangga

Editor prosumut.com

IM3 Freedom Internet Kini Lebih Spesial

Editor prosumut.com

Rugikan Rp7,9 M, Eks Kacab BSM Padangbulan Divonis 16 Bulan

Ridwan Syamsuri
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara