Prosumut
Kesehatan

Israel Klaim Temukan Vaksin Corona Virus

PROSUMUT – Di tengah kekhawatiran pandemi yang tinggi, seluruh ilmuwan di seluruh dunia sedang mengembangkan vaksin.

Satu kelompok peneliti di Israel mengatakan, vaksin bisa selesai dalam waktu tiga minggu.

Kemudian, tersedia digunakan dalam waktu 90 hari.

Para ilmuwan di Galilee Research Institute (MIGAL), sedang mengadaptasi vaksinnya terhadap virus bronchitis menular avian coronavirus (IBV) untuk bekerja pada coronavirus novel yang dikenal sebagai COVID-19.

“Selamat kepada MIGAL atas terobosan yang menarik ini,” kata Ofir Akunis, Menteri Sains dan Teknologi Israel seperti yang dilansir dari nypost.com, kemarin (28/2/2020).

“Saya yakin bahwa akan ada kemajuan lebih lanjut yang cepat, memungkinkan kami untuk memberikan tanggapan yang diperlukan terhadap ancaman global COVID-19,” sambungnya.

Akunis mengatakan, dia telah menginstruksikan direktur jenderal kementeriannya untuk mempercepat semua proses persetujuan.

“Kami saat ini sedang dalam diskusi intensif dengan mitra potensial yang dapat membantu mempercepat fase uji coba dalam-manusia dan mempercepat penyelesaian pengembangan produk akhir dan kegiatan pengaturan,” katanya.

BACA JUGA:  Pasca Libur Idul Fitri, Dinkes Medan Tegaskan Komitmen Pelayanan

MIGAL dalam situs webnya mengatakan, bahwa timnya mencakup 80 PhD dan total 260 peneliti di 53 laboratorium melakukan.

“Konsep dasar kami adalah mengembangkan teknologi dan tidak secara khusus vaksin untuk jenis virus ini,” kata Dr. Chen Katz, ketua kelompok bioteknologi MIGAL.

“Kerangka ilmiah untuk vaksin ini didasarkan pada vektor ekspresi protein baru, yang membentuk dan mengeluarkan protein larut chimeric. Kemudian mengantarkan antigen virus ke jaringan mukosa oleh endositosis yang diaktifkan sendiri, yang menyebabkan tubuh membentuk antibodi terhadap virus,” tambahnya.

Endositosis adalah proses dimana zat dibawa ke dalam sel dengan mengelilingi bahan dengan membran yang membentuk vesikel mengandung bahan yang dicerna.

Para peneliti menemukan, bahwa coronavirus unggas sangat mirip secara genetik dengan manusia. Katz menggunakan metode infeksi yang sama.

“Yang perlu kita lakukan adalah menyesuaikan sistem dengan urutan baru,” katanya.

“Kami berada di tengah-tengah proses ini, dan mudah-mudahan dalam beberapa minggu kami akan memiliki vaksin di tangan kami. Ya, dalam beberapa minggu, jika semuanya berhasil, kami akan memiliki vaksin untuk mencegah coronavirus,” lanjutnya.

BACA JUGA:  Pasca Libur Idul Fitri, Dinkes Medan Tegaskan Komitmen Pelayanan

Kata Katz, vaksin oral harus melalui proses regulasi, termasuk uji klinis.

Sementara, CEO MIGAL David Zigdon mengatakan, vaksin itu dapat mencapai persetujuan keselamatan dalam 90 hari.

“Mengingat kebutuhan global yang mendesak akan vaksin virus korona manusia, kami melakukan segala yang kami bisa untuk mempercepat pengembangan,” sebutnya.

Di Amerika Serikat (AS), pembuat obat Moderna yang berbasis di Massachusetts telah mengirim batch pertama vaksin eksperimental (mRNA-1273) ke Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular.

Batch itu akan dilakukan pengujian hanya enam minggu setelah mulai bekerja.

Direktur NIAID Anthony Fauci mengatakan, uji klinis dapat dimulai pada akhir April.

Tetapi proses pengujian dan persetujuan peraturan akan berlangsung setidaknya satu tahun.

Dia mengatakan, minggu ini proses persetujuan dapat dipercepat setelah percobaan Fase 1 yang berhasil.

Tetapi bahkan ketika berjalan dengan kecepatan sangat tinggi, vaksin tidak akan siap untuk digunakan setidaknya satu tahun atau 18 bulan.

Di Texas, para ilmuwan di Baylor College of Medicine di Houston yang bekerja pada vaksin untuk SARS beberapa tahun lalu juga bekerja pada imunisasi terhadap COVID-19.

BACA JUGA:  Pasca Libur Idul Fitri, Dinkes Medan Tegaskan Komitmen Pelayanan

“Kita tahu bahwa virus itu 80 persen mirip dengan virus SARS-2 saat ini yang menyebabkan COVID-19. Tetapi pada saat yang sama kami juga merekayasa vaksin yang berpotensi baru yang akan jauh lebih spesifik terhadap COVID-19,” kata Maria Bottazzi dari Pusat Pengembangan Vaksin di Baylor.

Terpisah, perusahaan Israel BATM mengatakan, pada hari Kamis bahwa mereka telah mengembangkan kit diagnostik cepat untuk menguji virus corona.

Produksi sedang berlangsung di sebuah fasilitas di Roma milik Adaltis, yang memproduksi perangkat pengujian medis.

Perusahaan itu mengatakan, kemampuan kit untuk berhasil menyaring mereka yang membawa virus telah diverifikasi oleh beberapa laboratorium dan rumah sakit.

Ia menambahkan, bahwa tes memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.

Perusahaan lain yang terburu-buru mengembangkan vaksin termasuk Inovio, GlaxoSmithKline, Sanofi dan Johnson & Johnson.(*)

Konten Terkait

Sebulan Sembuh, Ajudan Wagub Sumut Kembali Positif Covid-19

admin2@prosumut

Direksi RSUP HAM Ingatkan Disiplin Protokol Kesehatan 

Editor prosumut.com

Pemkab Pakpak Bharat Layani Vaksinasi Covid-19 ke Desa-desa

Editor prosumut.com

Dinkes Sumut Segera Bentuk Tim Satgas Kendali Mutu Pelayanan Kesehatan

Editor prosumut.com

Innisfree Hadirkan 100 Produk Resmi dan Promo Ekslusif di JD.ID

Editor prosumut.com

Rapid Test Antigen di Lapangan Merdeka Medan Sempat Ditinjau Gubernur

Editor prosumut.com
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara