PROSUMUT – Jumlah investor pasar modal di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) terus bertambah. Berdasarkan data Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumut, pada tahun 2024 tercatat ada sebanyak 620.392 Single Investor Identification (SID).
Jumlah ini meningkat jika dibandingkan tahun 2023 yang tercatat sebanyak 600.000 SID.
“Dari 620.392 SID itu, sebanyak 297.168 SID merupakan investor saham,” ujar Kepala Kantor Perwakilan BEI Sumut, Pintor Nasution di Medan baru-baru ini.
Pintor menjabarkan, dari total jumlah investor saham tersebut, sekitar 34 persen atau 100.794 SID merupakan kelompok usia 18-25 tahun dengan nilai aset saham sebesar Rp 444.819. 210.503.
Kemudian, untuk kelompok usia 26-30 tahun, ada sebanyak 69.890 investor atau mencakup 23,5 persen dari total investor.
Jumlah investor dengan nilai aset saham mencapai Rp 1.071.098.008.814 ini, mengalami penurunan yang signifikan.
Sementara investor di kelompok usia 31-40 tahun mengalami peningkatan sedikit menjadi 71.888 SID (24 persen), dengan nilai aset saham mencapai Rp 3.609.044.130.320.
Sedangkan investor di rentang usia 41 tahun ke atas, yakni sebanyak 54.596 SID atau hanya 18 persen dari total investor.
Jika dilihat berdasarkan nilai aset, kelompok ini mencatatkan total aset hingga Rp 11.990.424.747.954.
“Dilihat berdasarkan pekerjaan, investor Sumut didominasi kalangan pegawai swasta, yakni 105.896 individu.
Selanjutnya, disusul kalangan pelajar yang mencapai 65.430 individu, dan pengusaha 45.557 individu.
Sementara ibu rumah tangga ada 13.375 individu, dan pegawai negeri 13.376 individu.
“Terkecil itu dari kalangan TNI/Polri, hanya 1.205 individu. Karena itu, di tahun ini kita ada rencana bekerja sama dengan Kodam I/BB untuk memberikan edukasi terkait pasar modal,” sebutnya.
Untuk memudahkan masyarakat mengenal pasar modal, Bursa Efek Indonesia meluncurkan aplikasi IDX Mobile yang bisa diunduh secara gratis.
Tak hanya menampilkan ringkasan IHSG, IDX Mobile juga menyediakan sarana masyarakat untuk belajar jual beli saham secara real time tanpa mendapatkan risiko keuangan. (*)
Editor: M Idris

next post