Prosumut
Umum

Gantikan Edy Rahmayadi, Sosok Mantan Jurnalis Ini Tak Kalah Kontroversial

PROSUMUT – Edy Rahmayadi resmi mengundurkan diri sebagai Ketua Umum PSSI. Kepastian ini didapatkan usai yang bersangkutan menyampaikan pengunduran dirinya pada Kongres PSSI tahun 2019 di Bali, Minggu (20/01/2019).

Setelah menyatakan mundur, Edy Rahmayadi langsung memanggil wakilnya, Joko Driyono, ke atas podium.

Joko Driyono (Jokdri) menerima bendera PSSI dari tangan Edy Rahmayadi sebagai tanda simbolis penyerahan jabatan ketua umum PSSI.

Jokdri mengawali kariernya sebagai seorang jurnalis olahraga. Sempat berseragam Putra Gelora, Jokri kemudian menjadi manajer Pelita Krakatau Steel.

Ia kemudian mendapat kesempatan untuk bergabung dengan PSSI di awal tahun 90-an.

Karier Jokdri di PSSI bisa dibilang terus melesat. Dari anggota biasa-biasa saja, ia mampu menempati sejumlah posisi-posisi strategis di PSSI.

Dirangkum dari Indosport, Jokdri tercatat pernah menempati semua jabatan tinggi yang ada di lingkungan PSSI, mulai dari CEO PT Liga (Operator ISL), Sekretaris Jenderal PSSI, Wakil Ketua, hingga teranyar Ketua Umum PSSI.

Rangkap Jabatan
Walau dinilai sebagai sosok yang cakap dan mengerti soal sepak bola nasional, namun Jokdri tak lepas dari kontroversi.

Kontroversi yang diterima Jokdri tak jauh-jauh dari persoalan dirinya yang rangkap jabatan di PSSI.

Di bawah rezim Nurdin Halid tahun 2013 lalu, Jokri diangkat sebagai CEO PT Liga Indonesia. Namun, di saat bersamaan ia juga dipilih menjadi Sekjen PSSI.

Ketika itu PSSI beralasan bahwa tidak ada larangan dalam statuta PSSI soal rangkap jabatan yang dilakukan oleh Jokdri.

Selepas era Djohar Arifin, PSSI  menggelar KLB untuk mencari ketua umum baru. Jokdri pun masuk dalam bursa calon ketua umum.

Namun hal itu tertunda lantaran kongres baru digelar pada tahun 2016. Pada 2016 inilah muncul nama Edy Rahmayadi yang saat itu menjabat tongkat Komandan Pangkostrad. Edy Rahmayadi akhirnya terpilih usai mengungguli delapan calon lainnya.

Walau tidak jadi Ketua PSSI, namun Jokdri tetap mendapat jabatan strategis usai ditetapkan sebagai wakil ketua PSSI dalam Kongres PSSI.

Jokdri berhasil mengantongi 78 suara mengungguli calon kuat lainnya seperti Iwan Budianto. “Jabatan ganda” sepertinya memang tak bisa jauh-jauh dalam diri Jokri.

Saat menjadi waketum pun ia pada akhirnya harus berperan sebagai Plt. Ketua PSSI lantaran sang ketua sesungguhnya, Edy Rahmayadi, lebih sibuk sebagai Gubernur Sumut.

Dalam kariernya yang sudah lebih dari 25 tahun di PSSI, Jokdri telah merasakan enam ketua umum yang berbeda.

Mulai dari Azwar Anas (1991-1999), Agum Gumelar (1999-2003), Nurdin Halid (2003-2011), La Nyalla (2015-2016), dan Edy Rahmayadi (2016-2019). (editor)

Konten Terkait

Polisi Gerebek Dapur Pengolahan Minyak Ilegal di Langkat

admin2@prosumut

Siapkan Passport, Transit di KL Malah Lebih Murah

Val Vasco Venedict

Telkomsel Hadirkan Paket RoaMax, Jawab Kebutuhan Luar Negeri

Editor prosumut.com

Kebakaran Rumah Makan di Putri Hijau Diduga Akibat Tabung Gas Bocor

admin2@prosumut

Dilaporkan Hilang, Mahasiswa Asal Medan Ditemukan Tak Bernyawa di China

Editor prosumut.com

Kapolda Sumut Sebut Ancaman Teroris Masih Ada

Editor prosumut.com
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara