Prosumut
Rilis & Seremoni

Usaha Tanaman Gambir, Potensi dan Peluang Warga Pakpak Bharat

PROSUMUT – Kabupaten Pakpak Bharat dianugerahi dengan kekayaan alam serta tanah yang luas dan subur sehingga cocok untuk pembudidayan berbagai jenis tamana, kawasan pertanian dan perkebunan.

Salah satu tanaman endemik yang tumbuh subur di sini antara lain adalah tanaman gambir yang terkenal dengan berbagai macam khasiat dan kegunaannya. Tanaman endemik ini telah menjadi tanaman bagi petani di Pakpak Bharat secara turun temurun.

Salah seorang petani gambir ini, Sauli Manik atau yang sering disapa Pa Hornop telah merintis gambirnya yang berada di Desa Lagan Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut Kabupaten Pakpak Bharat sejak tahun 2002 silam.

Dia mampu mengambil  peluang emas sebagai petani gambir yang semula belum banyak dikembangkan oleh masyarakat khususnya di Kabupaten Pakpak Bharat. Selain itu, dorongan dari teman juga menjadi motivasinya untuk bertani gambir hingga saat ini.

Melalui berbagai eksperimen dilakukan untuk menghasilkan ekstrak Gambir yang bagus untuk  dimanfaatkan sebagai bahan farmasi dan industri. Peluang pasar gambir cukup terbuka baik dalam maupun luar negeri.

BACA JUGA:  PLN Icon Plus Raih Skor Tertinggi dalam Pengungkapan Informasi pada Penganugerahan ARA 2023

Menurut Sauli Manik sendiri kebutuhan akan prosuk gambir ini banyak berasal dari Tanah Karo yang diolah untuk dikonsumsi khususnya para penikmat lalapan sirih. Belakangan ini permintaan pasar juga datang dari berbagai kota lain seperti Medan untuk selanjutnya diekspor ke Luar Negeri  seperti Jepang,India dan Malaysia.

Proses pembuatan gambir cukup dilakukan sekitar 6-7 jam, sehingga tidak perlu menghabiskan waktu seharian. Walaupun mampu dilakukan oleh satu orang saja pengolahan gambir harus bisa dilakukan di saat matahari belum terbit dengan peralatan sederhana kayu bakar, dandang aluminium, ember, lesung.

Sauli Manik menyampaikan kendala yang terjadi saat bertani gambir ialah kekurangan air yang harusnya tersedia di ladang, serta peralatan yang digunakan untuk mengolah daun gambir masih manual yang menyebabkan hasilnya kurang maksimal.

“Setiap bertani gambir harus punya sumur sebab air harus selalu tersedia untuk merebus daun gambir. Namun apabila musim kemarau tiba, air pada sumur menjadi kering dan akhirnya harus mencari untuk dibawa ke ladang gambir,” ungkap Sauli Manik saat ditemui di Desa Aornakan, Senin 15 Februari 2021.

BACA JUGA:  PLN Icon Plus Raih Skor Tertinggi dalam Pengungkapan Informasi pada Penganugerahan ARA 2023

Dia juga menjelaskan bahwa mengurus tanaman gambir sebenarnya tidaklah terlalu sulit. Hanya beberapa bulan setelah ditanam, sekali dalam empat bulan sudah bisa dipanen dan untuk setahun dapat panen tiga kali.

Dalam bertani gambir tidak ada kata musim, hal tersebut membuat tanaman gambir berbeda dengan jagung, jeruk dan tanaman lain. Gambir ini bisa dijual dengan perbiji dan perkilo, untuk perkilo harganya berkisar Rp.40.000 dan pada tahun 2019 sempat mengalami puncak harga yaitu Rp.100.000. Naik dan turun harga tersebut tergantung kebutuhan produksi dari para konsumen.

Dia juga mengakui bahwa adanya support dari pemerintah yang setiap tahunnya memberi anggaran melalui Kepala Desa serta melakukan diskusi mengenai permasalahan dalam bergambir. Menurut Sauli Manik bertani gambir sangat menguntungkan bagi dirinya terlebih dalam penjualan harga gambir yang tergolong stabil. Untuk modal awal yang diperlukan dalam bertani gambir ialah niat, usaha dan kerja keras.

BACA JUGA:  PLN Icon Plus Raih Skor Tertinggi dalam Pengungkapan Informasi pada Penganugerahan ARA 2023

“Kalau untuk modal dalam usaha atau bertani gambir sebenarnya tidak banyak memakan biaya. Namun lebih ke niat,usaha dan kerja keras kita dalam mengelola gambir tersebut. Gambir tidak terlalu banyak memakan biaya dalam perawatannya dan akan tumbuh dengan sendirinya tanpa ada pupuk maupun obat-obatan.  Kum nggo mergambir=kepeng ( kalo kita berusaha atau mengerjakan gambir sama dengan menghasilkan uang),” tutupnya dengan tegas. Berkat kesabaran dan kegigihannya, Sauli Manik bisa menikmati hasil dari ladang gambirnya, mampu membangun rumah besar, menyekolahkan anak-anaknya serta tabungan lumayan.

Smentara itu Dr. Kaiman Turnip, M.Si menyampaikan bahwa Pemerintah Pakpak Bharat akan terus berupaya membantu para petani gambir diantaranya dengan telah mendirikan Perusahaan Daerah Pakpak Agro Lestari. (*)

 

Editor        : Iqbal Hrp
Foto            : 

Konten Terkait

Perayaan Natal Dinas Lingkungan Hidup, Ijeck Singgung Kejujuran Bekerja

Editor prosumut.com

PKBI Sumut-Aceh Silaturahmi dengan AJB Bumiputera 1912

Editor prosumut.com

BPJS Ketenagakerjaan dan Pemprov Sumut Perkuat Sinergi Lindungi Pekerja Rentan

Editor prosumut.com

Edukasi Orang Tua, Nestlé DANCOW Menggelar Journalist Masterclass

Editor prosumut.com

Telkomsel Luncurkan Komunitas Sehat, Solusi Kesehatan Satu Pintu

Editor prosumut.com

Danone-AQUA Batalkan Seluruh Rangkaian Danone Cup 2020

admin2@prosumut
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara