PROSUMUT – Selama pandemi, pesanan akan bibit durian turun hingga 60 persen. Padahal sebelum pandemi penangkar bibit durian yang berada di Deliserdang bisa mengirimkan 1.000 batang dalam sebulan ke sejumlah wilayah di Sumatera Utara (Sumut).
Hal ini diungkapkan Ismail Ginting, penangkar bibit durian di Desa Sumbul Kecamatan Sinembah Tanjungmuda (STM) Hilir, Kabupaten Deliserdang, yang kini hanya sekitar ratusan saja yang dipesan oleh pembeli.
“Karena kebanyakan pembeli kita kan pengusaha yang menjadikan itu sampingan, jadi karena bisnis utamanya terganggu, ya, tak diteruskannya-lah,” ujar Ismail, Jumat 7 Agustus 2020.
Biasanya kata Ismail, dimasa sebelum pandemi ia bisa mengirimkan hingga 1.000 batang bibit durian dalam sebulan ke sejumlah wilayah di Sumut bahkan hingga keluar provinsi. “Ada yang sampai Sulawesi juga selain daerah di wilayah Sumatera Utara,” katanya.
Ismail menjelaskan, di lahan seluas satu hektare lebih yang ia kelola bersama empat pekerja tetap dan terkadang dibantu pekerja harian, ia membudidayakan 70 jenis tanaman durian.
“Tetapi yang banyak kita produksi itu yang paling diminati saja, ada 10 jenis seperti musangking dan duri hitam dari Malaysia dan juga Namlung Petaling serta super tembaga dari Bangka Belitung. Yang asli Sumut itu Sikesip,” terangnya.
Meski penjualan bibit turun, tetapi Ismail tetap mempertahankan jumlah pekerjanya. Baginya, keuntungan yang ia peroleh selama memulai usaha di tahun 2009 masih bisa diputar untuk menutupi biaya operasional.
“Janganlah pas kita banyak untung kita diam-diam, tapi pas lagi kesulitan akibat Covid ini kita besar-besarkan,” tegasnya.
Ismail optimis, bisnis pembibitan tanaman buah terutama durian akan kembali berjalan normal. Karena itu, ia tetap memproduksi bibit durian.
“Pertanian itu bisnis yang paling aman pada saat krisis ekonomi, ini sudah dibuktikan ditahun 1998 lalu,” pungkasnya. (*)
Reporter : Nastasia
Editor : Iqbal Hrp
Foto :