PROSUMUT – Habitat orang utan di hutan Batang Toru Sumatera Utara terancam proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Ketua Yayasan Orangutan Sumatera Lestari, Nurhadi Siswoyo, mengatakan jika lokasi pembangunan proyek berada tepat di kantong populasi terpadat orang utan.
“Pembangunan proyek berada di dataran rendah bisa mengubah ekosistem, padahal area itu menjadi tempat favorit orangutan,” ucap Nurhadi, Senin 4 Maret 2019.
Kendati bisa bermigrasi dan beradaptasi ke dataran tinggi, Nurhadi mengatakan kondisinya berbeda dari sisi asupan nutrisi tidak sama dengan dataran rendah.
Padahal, ada 800 ekor orang utan yang menempati hutan Batang Toru. Salah satunya adalah spesies langka Pongo tapanuliensis yang sempat ditemukan pada November silam.
Nurhadi menjelaskan jika populasi orang utan tersebar dalam tiga blok yakni barat, timur dan Sibual Buali.
“Proyek pembangunan terjadi di blok barat yang merupakan kantong populasi terbesar habitat orangutan. Sementara populasi di sibual buali hanya sebesar 80an ekor,” imbuhnya.
Nurhadi lebih lanjut menerangkan jika pihaknya berupaya menggabungkan populasi orang utan di blok barat dan sibual buali, namun pihaknya menemukan kendala seiring dengan persiapan pembangunan proyek.
“Usaha untuk menyatukan orangutan di kedua blok sudah dilakukan, tapi tak bisa dipungkiri jika pembangunan PLTA akan memengrauhi kondisi karena aliran air ditutup selama 18 jam yang memengaruhi kehidupan mereka,” ucapnya. (*)