Prosumut
Ekonomi

Juni 2019, Inflasi di Sumut 1,63 Persen

PROSUMUT – Pada bulan Juni 2019, seluruh kota IHK di Sumatera Utara inflasi, yaitu Sibolga sebesar 2,25 persen; Pematangsiantar sebesar 0,91 persen; Medan sebesar 1,68 persen; dan Padangsidimpuan sebesar 1,79 persen. Dengan demikian, gabungan 4 kota IHK di Sumatera Utara pada bulan Juni 2019 inflasi sebesar 1,63 persen.

Kepala BPS Sumut, Syeh Suhaimi mengatakan, bulan Juni 2019, Medan inflasi sebesar 1,68 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 142,53 pada bulan Mei 2019 menjadi 144,92 pada bulan Juni 2019. Inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks sebagian besar kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 6,39 persen;
kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,43 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,23 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,06 persen.
“Sementara itu, kelompok yang menunjukkan penurunan indeks yaitu, kelompok sandang sebesar 0,10 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,01 persen dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,29 persen,” katanya, Senin (1/7).

BACA JUGA:  Pengembangan Pelabuhan Pangkalan Susu Dongkrak Ekonomi Lokal

Komoditas utama penyumbang inflasi selama bulan Juni 2019 di Medan, antara lain cabai merah, cabai rawit, daging ayam ras, bawang merah, cabai hijau, emas perhiasan, dan ikan kembung/gembung.

“Dari 23 kota IHK di Pulau Sumatera hanya satu kota yang tercatat deflasi, yaitu Tanjung Pandan sebesar 0,41 persen dengan IHK sebesar 145,67. Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 2,25 persen dengan IHK sebesar 145,59 dan terendah di Batam sebesar 0,24 persen
dengan IHK 139,48,” ujarnya.

BACA JUGA:  Galeri Investasi Kini Hadir di Langkat, Dorong Literasi Keuangan dan Pasar Modal di Daerah

Untuk perkembangan harga berbagai komoditas di Kota Medan pada Juni 2019 secara umum
menunjukkan adanya peningkatan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS, pada bulan ini Kota Medan
inflasi sebesar 1,68 persen. Inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks sebagian besar kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 6,39 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,43 persen; kelompok
perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,23 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,06 persen.

“Sementara itu, kelompok yang menunjukkan penurunan indeks yaitu, kelompok sandang
sebesar 0,10 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,01 persen dan
kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,29 persen. Pada Juni 2019 kelompok pengeluaran yang memberikan andil inflasi, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 1,62 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,07 persen serta kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,05 persen,” katanya.

BACA JUGA:  Galeri Investasi Kini Hadir di Langkat, Dorong Literasi Keuangan dan Pasar Modal di Daerah

Sementara itu, kelompok pengeluaran yang memberikan andil deflasi yaitu, kelompok sandang sebesar 0,01 persen dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,06 persen. Kelompok kesehatan dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga memberikan andil yang sangat kecil terhadap inflasi umum Kota Medan,” pungkasny. (*)

Konten Terkait

Dinding Pasar Kampung Lalang Roboh Akhirnya Diperbaiki

Ridwan Syamsuri

Faktor Cuaca Pengaruhi Inflasi Sumut

Editor Prosumut.com

Gelar Program MikroMaju, Telkomsel Perkuat Kapabilitas Digital Pelaku UMKM

Editor Prosumut.com

Wings Care Hadirkan Ekonomi Pencuci Piring Varian Nanas & Jeruk Nipis, Solusi Atasi Lemak dan Bau Tak Sedap

Editor prosumut.com

Tokocrypto Raih Pendanaan Binance

admin2@prosumut

Sri Mulyani Dinobatkan Menkeu Terbaik Dunia

Val Vasco Venedict
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara