Prosumut
Ekonomi

Ekonomi Global Terancam Resesi Akibat Perang Iran-AS

PROSUMUT – Ketegangan antara Iran dan AS yang kembali mengalami peningkatan, dimana Iran mulai melakukan serangan ke sejumlah basis militer AS di Irak. Kondisi ini pun dikhawatirkan berdampak terhdap ekonomi global yang bukan tidak mungkin terancam resesi.

Menurut pengamat ekonomi dari UIN Sumut, Gunawan Benjamin dari pasar keuangan, perang ini telah memicu pelemaham indeks sejumlah negara tanpa terkecuali Indonesia.

Indeks saham di Indonesia mengalami pelemahan sampai saat ini. Tren pelemahan indeks saham ini juga masih akan berlanjut selama ketegangan diantara kedua negara tidak mereda.

BACA JUGA:  OJK Sumut Perkuat Edukasi Keuangan untuk Tekan Judi Online dan Pinjol Ilegal

Selain indeks saham, mata uang rupiah juga terpantau melemah. Investor cenderung lebih memilih emas dibandingkan dengan memegang mata uang tertentu.

Ini bisa berakibat pada pelemahan mata uang di banyak negara, dan bagi banyak negara yang dirugikan dengan pelemahan mata uangnya akan mendapatkan multiplier efek yang besar.

“Salah satunya adalah melebarnya defisit neraca perdagangan. Kenaikan sejumlah barang impor, yang bisa berujung pada memburuknya ekonomi makro di negara masing-masing. Jika perang terus terjadi, merembet ke perang yang lain ataupun ke masalah lainnya maka ekonomi global bakal terancam resesi,” ujar Gunawan, Kamis 9 Januari 2020.

BACA JUGA:  Sektor Keuangan Sumut Tumbuh Positif: Kredit Naik 8,35 Persen, Fintech Melejit 46,45 Persen

Yakni, sambung dia, terjadi inflasi tinggi, pertumbuhan ekonomi melambat yang berunjung kepada menurunnya aktifitas ekonomi di negara masing masing.

Karenanya, tidak ada pilihan lain bagi untuk tidak melakukan upaya konkrit dalam menghadapi situasi yang sulit seperti saat ini.

BACA JUGA:  Indomobil Group dan PLN Icon Plus Kolaborasi Strategis dalam Electricity Connect 2024

Penghematan harus dilakukan, kenaikan harga BBM sulit untuk dihindarkan, kebijakan pruden harus diterapkan, dan neraca perdagangan harus di stabilkan.

“Cadangan devisa disiagakan agar tidak habis untuk intervensi, serta melakukan diversifikasi ekspor. Ataupun, melakukan serangkaian kebijakan konkrit untuk mendongkrak konsumsi domestik komoditas ekspor kita yang kesulitan dalam penyerapan pasarnya,” tukasnya. (*)

Konten Terkait

Perluas Promo Pay Day, OVO Fasilitasi Konsumen ‘Gila’ Diskon

Val Vasco Venedict

BPJS Ketenagakerjaan Sumbagut Menuju Universal Coverage

Editor prosumut.com

Menuju B100, Tata Kelola Harus Jadi Prioritas

Editor prosumut.com

Pengesahan UU PPSK, LPEI Apresiasi Dukungan Pemerintah dan DPR bagi Peningkatan Ekspor

Editor prosumut.com

Ekonomi Sumut Tumbuh Lambat, Disebut Akibat Ekspor Rendah

Editor prosumut.com

Rupiah Terdepresiasi 0,04 Persen

Editor prosumut.com
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara