PROSUMUT – Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN) Perwakilan Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menekankan melakukan akselerasi quick wins pada Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Progam Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2025 di Hotel Grand Mercure, Medan, Senin 28 Juli 2025.
Hal ini lantaran angka prevalensi stunting di Sumut mengalami peningkatan dari 18,9 persen menjadi 22 persen, berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2023-2024.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara, Dr Fatmawati, mengatakan bahwa upaya penurunan angka stunting terus dilakukan dengan melakukan akselerasi quick wins, salah satunya Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting).
“Alhamdulillah, dari 44.325 target sasaran program Genting (33 kabupaten/kota di Sumut), saat ini sudah hampir menyasar 60 persen (ibu hamil, ibu menyusui dan baduta).
Harapannya, mudah-mudahan angka stunting kita bisa turun tahun ini,” kata Fatmawati saat diwawancarai pada rakorda tersebut.
Selain Genting, lanjut dia, akselerasi quick wins juga dilakukan terhadap Program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) dan Lansia Berdaya (Sidaya).
“Kita kolaborasi dengan Pemprov Sumut yaitu terkait beberapa kegiatan, salah satu yang sudah terlaksana yakni telah dikeluarkan Surat Edaran oleh Gubernur Sumatera Utara tentang Akselerasi Quick Win.
Jadi, ada kolaborasi Genting, Berkah Sidaya, GATI Maju. Selanjutnya, kita akan melakukan sosialisasi yang mendalam terkait hal tersebut dan rencana aksinya,” pungkas dia.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah (Sekda) Sumut, Togap Simangunsong menyampaikan program Bangga Kencana diharapkan menjadi titik fokus, dalam upaya memperkuat sinergi, serta memperteguh komitmen lintas sektor dalam mewujudkan pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana yang berkelanjutan di Sumut.
Hal ini sangat penting dalam upaya peningkatan kualitas SDM dan daya saing daerah, menuju Indonesia Emas 2045.
“Kolaborasi lintas sektor dalam akselerasi program Bangga Kencana dan Quick Wins (percepatan) Penurunan Stunting melalui peta jalan pembangunan kependudukan sangat diperlukan.
Kita tidak boleh bekerja dalam sekat sektoral, melainkan dalam satu gerakan yang terintegrasi dan berorientasi pada keluarga,” ucap Togap Simangunsong.
Menurutnya, sesuai dengan visi dan misi Gubernur, persiapan SDM unggul harus dipersipkan mulai dari hilir dan hulu, yakni mulai dari ibu hamil, anak usia dini hingga Lansia.
Di sinilah peran program Bangga Kencana menjadi sangat vital dalam menyokong peningkatan kualitas SDM dan daya saing daerah, menuju Indonesia Emas 2045.
Kolaborasi gerakan orang tua asuh cegah stunting (Genting), menurut Togap, juga harus diimplementasikan secara masif, menyasar keluarga berisiko stunting, dengan pendekatan bantuan gizi, edukasi, dan pendampingan berkelanjutan.
“Seluruh sasaran program Genting harus dipastikan memperoleh manfaat bantuan, baik nutrisi maupun non-nutrisi, dengan keterlibatan tokoh masyarakat dan dunia usaha sebagai orang tua asuh,” katanya.
Kemudian Tamasya Berkelanjutan, harus diterapkan di seluruh tempat penitipan anak milik pemerintah daerah, guna mendukung tumbuh kembang anak usia dini.
Program 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Unggul, wajib dilaksanakan secara konsisten sebagai kunci meningkatkan kualitas hidup anak, sejak masa kehamilan hingga dua tahun pertama kehidupan.
“Pembentukan konsorsium Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) Maju, menjadi keharusan untuk menguatkan peran ayah dalam pengasuhan dan ketahanan keluarga.
Peningkatan kesejahteraan Lansia melalui program berkah Sidaya (Lansia berdaya) harus dipastikan berjalan, karena penghormatan terhadap Lansia adalah cerminan peradaban kita,” pungkasnya. (*)
Editor: M Idris
