PROSUMUT – Olahraga bersepeda bisa menjadi wadah efektif menjalin dan memperkuat silaturahmi serta kebersamaan.
Bahkan, juga menjadi wadah untuk meningkatkan jiwa sosial dengan melakukan beragam bakti sosial.
Hal itulah yang dilakukan komunitas Medan Cycling Club (MCC). Komunitas tersebut berdiri sejak tahun 1995.
Menurut Ketua MCC, Suryad Kato, didirikannya komunitas ini pada mulanya untuk mencari pesepeda bakat-bakat muda.
Seiring berjalannya waktu, komunitas ini juga menjadi wadah menjalin silaturahmi para pesepeda mulai dari anak muda sampai orangtua.
“Komunitas MCC ini memiliki visi yaitu membimbing pesepeda muda untuk menjadi atlet. Di samping itu, menjadi wadah untuk olahraga bersepeda, silaturahmi dan bakti sosial,” ungkap Kato didampingi pengurus MCC, Kadarusman, Bernard Pasaribu, Said, dan Satra kepada wartawan diwawancarai di Lapangan Merdeka Medan, Minggu 7 Februari 2021.
Dikatakan Kato, anggota MCC yang bergabung saat ini jumlahnya mencapai 150 orang. Dari jumlah tersebut, yang aktif mengikuti kegiatan sekitar 100 orang.
“Kami rutin melakukan gowes di Medan setiap seminggu sekali pada Minggu pagi. Di samping itu, melakukan bakti sosial dengan gotong-royong membersihkan tempat ibadah, seperti masjid, gereja dan lainnya. Kemudian, memberikan bantuan kepada anak yatim,” kata Kato.
Selain di Medan, lanjut Kato, anggota MCC juga tersebar di sejumlah kabupaten/kota, seperti Tanjung Morawa (Deli Serdang), Binjai, Labuhanbatu dan Sibolga.
Penasihat MCC, Bernard Pasaribu menambahkan, pada masa pandemi Covid-19, kegiatan rutin tetap dilakukan yaitu bersepeda setiap Minggu pagi.
Tetapi, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19 yakni memakai masker, menjaga jarak dan tidak berkerumun hingga mencuci tangan.
Ia menuturkan, kebetulan pada Minggu ini mengunjungi anggota MCC yang keluarganya melangsungkan pernikahan di Tanjung Morawa.
“Keberadaan MCC bukan sekedar komunitas pesepeda, namun bagaimana menjalin silaturahmi melalui gowes dan bakti sosial. Kami memiliki prinsip yaitu berat sama dipikul ringan sama dijinjing,” tandas Bernard. (*)