Prosumut
Ekonomi

Resesi Infeksi Banyak Negara Karena Pandemi, Emas ‘Menggila’

PROSUMUT – Disaat krisis melanda banyak negara, memanasnya hubungan geo politik di banyak negara, perang dagang yang masih berkecamuk, tekanan ekonomi yang kian menggunung, ditambah penyebaran Covid-19 yang belum menunjukan akan berhenti. Namun kenaikan harga emas yang terjadi belakangan ini semakin menggila.

Hal ini diungkapkan, Pengamat Ekonomi Sumuatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin. Disebutkannya banyak instrumen keuangan (saham, obligasi, reksadana dll) yang babak belur. Justru emas menunjukan kedigdayaannya dengan membukukan kenaikan fantastis.

“Hebatnya lagi saat ini menembus level $2.000 per ons troy. Atau tepatnya dikisaran $2.036 per ons troynya. Dengan kurs mata uang Rupiah terhaap US Dolar di level 14.550. Maka harga emas dunia saat ini bertengger dikisaran 956 ribu per gram,” katanya, Rabu 5 Agustus 2020.

BACA JUGA:  Bank Indonesia Gelar QRIS Jelajah Budaya Indonesia 2025 di Sumatera

Namun harga emas yang dijual di butik ANTAM malah mematok harga emas di atas 1 juta rupiah per gramnya. Tentunya sebuah kenaikan yang cukup ‘gila’ ditengah porak porandanya kondisi ekonomi global belakangan ini.

“Disaat terjadi krisis memang emas selalu menjadi alternative invetasi yang lebih menjanjikan. Dan mereka yang terlebih dahulu membeli emas di awal tahun sebelum terjadi pandemic. Diperkirakan mendapatkan keuntungan sekitar 20 persen-an bahkan lebih. Bayangkan diaat indeks saham global justru masih membukukan kerugian dua digit. Emas justru mengalami kenaikan yang fantastis seakan mengabaikan semua kondisi buruk yang tengah terjadi saat ini,” jelasnya.

BACA JUGA:  Pertamina Patra Niaga Sumbagut Lakukan Cek Harian SPBU di Seluruh Wilayah

Namun ada sisi negatif dari kenaikan harga emas yang sangat fantastis tersebut. Yakni keraguan investor yang semakin tidak berani untuk membeli emas karena dinilai kemahalan.

Meskipun pada dasarnya rumusnya cukup sederhana untuk membeli emas yaitu, selama krisis berlangsung, belum terlihat pemulihan, atau justru semakin memburuk, ditambah pasien covid yang bertambah banyak, maka disaat itu harga emas masih berpeluang naik.

BACA JUGA:  Sofyan Tan: Sensus Ekonomi 2026 Harus Jadi Titik Balik

“Cukup simpel memang, tetapi tidak mudah diimplementasikan. Karena rumus tadi mengandung unsur ketidakpastian yang tinggi. Karena tidak ada yang bisa memastikan kapan covid berakhir, resesi sirna, tidak ada kecamuk baik itu perang dagang atau kemungkinan agresi senjata. Sehingga saya hanya menyarankan, selama anda yakin kondisi ekonomi kedepan membaik, maka anda boleh membeli emas, namun kalau tidak sebaiknya jangan coba-coba,” pungkasnya. (*)

 

Reporter : Nastasia
Editor        : Iqbal Hrp
Foto            :

Konten Terkait

Sumber Daya Alam Sumut Jadi Komoditi Pasar Amerika-Eropa

Editor prosumut.com

BRIsyariah Siap Salurkan Pembiayaan Lewat Salam Digital

Editor Prosumut.com

Akhir Pekan, Rupiah Selamat IHSG Tidak

Editor Prosumut.com

Sumut Kembali Deflasi, 0,66 Persen

Editor prosumut.com

Omset Jet Commerce Berlipat Ganda

Val Vasco Venedict

Side Events Presidensi G20 Siap Digelar, Citra Positif Indonesia

Editor prosumut.com
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara