PROSUMUT – Gegap gempita massa pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang berhasil memutihkan Gelora Bung Karno (GBK) untuk kampanye akbar, turut dipantau oleh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
SBY yang masih berada di Singapura mendampingi perawatan Ani Yudhoyono, rupanya tidak setuju dengan konsep kampanye akbar yang dimulai dari Salat Subuh itu.
SBY mendengar rencana kampanye itu sejak Sabtu 6 April 2019 sore, dan menilai cenderung eksklusif. Padahal, kampanye harusnya terbuka atau lebih inklusif.
Kegelisahan SBY itu terungkap dalam surat yang dikirimkan kepada pengurus Partai Demokrat malam tadi, dan diterima oleh kumparan Minggu (7/4) pagi ini.
“Sore hari ini, Sabtu, tanggal 6 April 2019 saya menerima berita dari tanah air tentang ‘set up’, ‘run down’ dan tampilan fisik kampanye akbar atau rapat umum pasangan capres-cawapres 02, Bapak Prabowo Subianto-Bapak Sandiaga Uno, di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Karena menurut saya apa yang akan dilakukan dalam kampanye akbar di GBK tersebut tidak lazim dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif,” tulis SBY dalam surat tersebut.
“Malam hari ini, saya mendapat kepastian bahwa informasi yang didapat dari pihak lingkaran dalam Bapak Prabowo, berita yang saya dengar itu mengandung kebenaran,” imbuhnya.
Dalam surat itu, SBY meminta pengurus Demokrat menyampaikan masukan kepada Prabowo yang intinya kampanye akbar harusnya lebih inklusif dan menghindari politik identitas.
Namun, tak dirinci oleh SBY konsep apa yang disebut inklusif tersebut.
“Cegah demonstrasi apalagi “show of force” identitas, baik yang berbasiskan agama, etnis serta kedaerahan, maupun yang bernuansa ideologi, paham dan polarisasi politik yang ekstrim,” tulisnya. (*)