Prosumut
Ekonomi

Harga Bawang Merah Berpotensi Turun, Cabai Naik

PROSUMUT – Skema new normal yang akan diberlakukan di Sumut diharapkan nantinya akan menciptakan titik keseimbangan normal harga kebutuhan pokok. Namun begitu, ini masih tahap awal, belum sepenuhnya akan sempurna dan kembali normal 100 persen.

“Kita lihat di fase awal ini, jika new normal mampu membalikan permintaan  dan ekonomi benar benar berputar, maka disaat itu harapan baru muncul,” ujar Ketua Tim Pemantau Harga Pangan Sumut, Gunawan Benjamin, Kamis 4 Juni 2020.

Kata Gunawan, yang penting kondisi ini tidak memberikan kejutan buruk bagi pasar. Selama Covid-19 ini terkendali atau bahkan trennya menurun, maka keyakinan bahwa harga kebutuhan pokok akan menemukan titik kesimbangan baru sangat berpeluang terjadi sebelum penutupan akhir tahun 2020 ini.

“Terpenting juga, masyarakat mematuhi protokol kesehatan selama new normal,” sebutnya.

Disebutkan dia, harga bawang merah di tingkat pasar tradisional sejumlah Kota Medan masih bertahan dalam rentang Rp 50 ribu hingga Rp 55 ribu per kilogram (kg) sampai sejauh ini. Akan tetapi, harga di tingkat petani, bawang merah dijual dikisaran Rp 30 ribu per kg.

BACA JUGA:  Galeri Investasi Kini Hadir di Langkat, Dorong Literasi Keuangan dan Pasar Modal di Daerah

“Artinya, ada potensi harga bawang merah turun dalam waktu dekat ini. Beberapa sentimen yang bisa memicu penurunan adalah jumlah panen yang cukup signifikan dan bisa menekan harga bawang merah,” sebut Gunawan.

Menurutnya, jika di petani dikisaran Rp 30 ribu per kg maka dalam waktu dekat bawang merah bisa ditekan dikisaran Rp 40 ribu hingga Rp 45 ribu per kg. Ini berarti ada potensi penurunan harga sekitar 20 persen hingga 25 persen nantinya, tetapi mungkin penyesuaian harganya tidak instan.

“Butuh waktu setidaknya sampai nanti stok bawang merah di pedagang habis dan diganti dengan stok yang baru. Memang bawang merah harganya sangat variatif saat ini, saya masih menemukan bawang merah dijual di harga Rp 25 ribuan per kg tetapi dengan kualitas buruk dan ukurannya sangat kecil sekali. Namun, untuk kali ini saya melihat potensi penurunan bawang merah berpeluang terjadi, terlebih saat nantinya jika new normal membuat arus lalu lintas barang kembali pulih,” ungkap Gunawan.

BACA JUGA:  Pengembangan Pelabuhan Pangkalan Susu Dongkrak Ekonomi Lokal

Disisi lain, sambung dia, harga cabai masih mengalami tekanan serius. Di tingkat petani, harga cabai dijual dikisaran Rp 4 ribu per kg. Harga ini jauh di bawah harga keekonomian (harga modal) cabai di tingkat petani sekitar Rp 13 hingga 15 ribu per kg nya. Petani cabai benar-benar terpuruk karena harga cabai tersebut. Diprediksi, tren harga cabai ini masih akan melandai seperti sekarang.

“Jika aktivitas masyarakat belum kembali normal setelah skema new normal dijalankan, maka besar kemungkinan harga cabai akan bertahan murah setidaknya hingga akhir Juli nanti. Sebab, skema new normal fase terakhir berlaku di akhir juli,” tuturnya.

BACA JUGA:  Izin BPRS Gebu Prima Dicabut OJK, LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah

Disampaikan Gunawan, mengapa harga cabai sulit untuk naik? Masalah mendasarnya, ada di kegiatan sosial masyarakat. Jika masyarakat masih takut untuk melakukan hajatan, perkumpulan, atau aktivitas sosial lainnya, maka permintaan cabai sulit untuk naik. Namun, jika hajatan di tengah masyarakat mulai dilakukan, masyarakat bebas mengadakan perkumpulan atau kegiatan sosial lainnya, aktivitas kantor pulih 100 persen apalagi sekolah kembali dibuka.

“Maka disaat itu, tren permintaan cabai akan membaik termasuk sejumlah kebutuhan pokok lainnya. Untuk itu, diharapkan akan memulihkan harga di tingkat petani,” paparnya.

Ia menambahkan, selain cabai, harga tomat setelah lebaran ini juga mengalami penurunan. “Penurunannya juga mulai menggerogoti pendapatan petani kita. Tomat saat ini dijual dikisaran Rp 4 ribu per kg. Padahal, sebelum lebaran harganya sempat naik melebihi Rp 6 ribu per kg,” imbuhnya. (*)

 

Reporter : Rayan Tarigan
Editor        : Iqbal Hrp
Foto            :

Konten Terkait

Hati-Hati Pilih Fintech! Cuma 5 Diakui OJK

Val Vasco Venedict

Waspadai Cuaca Ekstrem Akhir Tahun Terhadap Harga Pangan

Editor Prosumut.com

Diplomasi “Jebakan” Utang China

Val Vasco Venedict

PT Rifan Kembali Duduki Posisi Teratas Pialang Teraktif

Editor prosumut.com

Kejutan 2019, Tokopedia Dapat “Suntikan” Mantan Menkeu

Val Vasco Venedict

BUMDes Pulojantan Labura, Bantu Masyarakat Kurang Mampu

Editor Prosumut.com
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara