Prosumut
Infrastruktur

Edy Targetkan Jalan Trans Palas-Madina Rampung di2022

PROSUMUT – Akses jalan masih menjadi masalah di Kabupaten Padanglawas. Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menargetkan masalah ini bisa teratasi di tahun 2022 melalui pembangunan jalur trans Padanglawas-Mandailingnatal.

Ibu kota Kabupaten Padanglawas (Palas), Sibuhuan, secara letak berjarak sekitar 60Km dengan Penyabungan, Kabupaten Mandailingnatal (Madina). Namun, saat ini belum ada akses jalan yang memadai sehingga masyarakat Palas harus melalui lintas timur Sumut dengan jarak tempuh sekitar 6 jam (210Km) bila ingin ke Penyabungan.

Dengan dibukanya jalur trans Palas-Madina jarak tempuh Sibuhuan-Penyabungan kurang lebih menjadi 1 jam 30 menit. “Kalau jalur ini sudah bagus dari Sibuhuan ke Penyabungan kurang lebih satu setengah jam, kalau sekarang harus memutar Padangsidimpuan dengan waktu kurang lebih 6 jam,” kata Edy Rahmayadi didampingi Ketua TP PKK Sumut Nawal Lubis, usai meninjau jalur alternatif Sibuhuan-Penyabungan di Desa Hapung, Padanglawas, Selasa 15 Juni 2021.

Jalur ini sebenarnya telah dibuka Edy Rahmayadi saat menjabat sebagai Pangdam I/BB tahun 2017, namun terhenti. Walau begitu sebagian masyarakat masih memanfaatkan jalur ini ke Ibu Kota Kabupaten Madina, Penyabungan menggunakan sepeda motor.

“Kita targetkan selesai tahun 2022, jalur ini penting bagi masyarakat Sibuhuan dan Penyabungan, terutama Desa Hapung,” kata Edy Rahmyadi, usai menuruni jalan alternatif yang cukup curam dan berbatu bersama wakil Bupati Palas Ahmad Zarnawi Pasaribu.

Berdasarkan keterangan Kepala UPT Jalan dan Jembatan Gunung Tua Dinas Binamarga dan Bina Konstruksi Pemprov Sumut Marlindo Harahap jalur ini akan melalui Desa Hapung, Sopo Jaring, Aek Namate dan Oabuar (28,6Km) untuk area Kabupaten Palas. Sedangkan untuk daerah Madina antara lain Aek Nabara, Batu Layap, Aek Gorsing dan Pagur (38,87Km).

Kondisi jalur ini 60% masih tanah dan sisanya jalan pengerasan, jalan beraspal hanya sampai desa Hapung bila dari Sibuhuan. Jalur ini belum bisa dilalui kendaraan roda 4 karena masih terdapat bukit yang cukup tinggi.

“Yang pertama tentu kita kurangi kecuramannya agar bisa dilalui kendaraan, kemudian kita perbanyak pengerasan jalan. Sesuai kata Pak Gubernur, paling tidak jalan bisa di jalani roda 4,” kata Marlindo di tepi Sungai Wisata Batu Masorpi yang jernih.

Saat ini, menurut Pangaribuan Hutasuhut, warga setempat, masyarakat lebih memilih ke Kecamatan Rao,  Sumatera Barat (Sumbar) untuk jual-beli karena aksesnya sedikit lebih baik ketimbang ke Pagur. Karena itu masyarakat setempat sangat mendambakan jalur trans Palas-Madina ini.

“Kalau ke Pagur jarang, lebih banyak yang ke Rao karena jalannya lebih bisa dijalani. Memang sama-sama tidak bisa roda 4, tapi ke Rao sedikit lebih baik, kalau ke Pagur tebingnya masih curam kali. Kami mohon sama Pak Gubernur biar jalan ini cepat selesai,” kata pria 52 tahun, yang sehari-harinya bekerja sebagai pendodos kelapa sawit tersebut. (*)

 

Editor        : Iqbal Hrp
Foto            : 

Konten Terkait

Ombudsman Sumut Sebut Ada Fasilitas Publik di Medan Tak Bermanfaat

Ridwan Syamsuri

Didatangkan dari Jepang, Pelabuhan Belawan Operasikan Crane Canggih

Val Vasco Venedict

Diskusi ‘Construction Day’, Menuju Konstruksi Berkelas Internasional

Editor prosumut.com

Pemkab Sergai & Tim BPK RI Sumut Periksa Ruas Jalan

Editor prosumut.com

Awas! Jalan Lintas Binjai-Bukut Lawang Longsor

Editor prosumut.com

Terdengar Modern & Canggih, Smart City Mudah Diretas

Val Vasco Venedict
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara