Prosumut
Ekonomi

Normal Baru Masih Masalah Bagi Dunia Usaha

PROSUMUT – Skema normal baru yang diberlakukan di sejumlah wilayah di Sumut ternyata belum mampu sepenuhnya merekondisi ekonomi masyarakat.

“Uji coba menghidupkan kembali usaha selama skema new normal bagi beberapa pengusaha, justru bisa merugikan pengusaha itu sendiri,” ujar pengamat ekonomi Sumut Gunawan Benjamin, Rabu 24 Juni 2020.

Sebagai gambaran, jelas Gunawan, sejumlah industri pusat perbelanjaan modern menjadi salah satu usaha yang dinilai tidak menguntungkan. Dari banyak toko yang ada di suatu mal, tidak semua membuka usahanya.

“Karena itu, hal ini disiasati dengan menghemat pendingin udara dengan tidak mengaktifkan AC sentral yang dimiliki oleh mal itu sendiri. Alhasil, kondisi kurang nyaman dirasakan oleh pengunjung atau terasa panas, yang berakibat pada penurunan jumlah pengunjung,” katanya.

BACA JUGA:  Bank Indonesia Tingkatkan Pengetahuan Jurnalis Sumut Lewat Capacity Building, Harapkan Partisipasi Aktif

Menurut dia, dengan penurunan jumlah pengunjung ditambah banyaknya toko yang masih tutup akan merugikan pihak pengelola atau pengusaha.

Namun, di sisi lain perlu dicermati keengganan sejumlah outlet yang belum mau membuka usahanya. Hal ini dikhawatirkan keputusan tersebut lebih dikarenakan oleh kecemasan pemilik toko dengan penurunan daya beli masyarakat.

Apalagi, penyebaran Covid-19 yang masih terus terjadi, membuat sebagian masyarakat justru lebih memilih untuk tetap di rumah dan menghindari keramaian.

BACA JUGA:  Optimalisasi Obligasi dan Sukuk sebagai Instrumen Pembiayaan Pembangunan Daerah

Sementara, Gunawan mengaku, dari sejumlah wawancara yang dilakukan oleh pemilik hotel, tidak melulu pendapatan mereka hanya dari sewa kamar hunian yang ada di hotel tersebut. Usaha MICE (meeting, incentive, conference and exhibition) bahkan diklaim oleh sejumlah hotel memberikan kontribusi mencapai 70 persen dari seluruh total pendapatan hotel tersebut.

Akan tetapi, terkait dengan kebijakan social dan physical distancing membuat usaha MICE hotel belakangan mengalami kemunduran. Ini tentunya sangat membebani pengusaha di sektor perhotelan.

“Lagi-lagi skema new normal belum sepenuhnya mampu memperbaiki kondisi usaha di sektor tersebut,” ucapnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, keramaian publik di ruang terbuka terlihat berjalan normal. Skema new normal sepertinya memberikan dampak positif bagi sejumlah pengusaha yang tidak berada dalam ruangan tertutup.

BACA JUGA:  Keterampilan Kunci Utama Kesuksesan UMKM

Namun, perlu digarisbawahi bahwa skema new normal yang diberlakukan saat ini belum sepenuhnya berhasil dalam mendongkrak aktivitas ekonomi masyarakat.

“Memang progresnya positif bagi ekonomi kita. Namun, belum membuat kondisi ekonomi berbalik seperti sediakala (sebelum Covid-19). Masalah lain muncul, yakni penambahan jumlah kasus yang terus meningkat setelah skema new normal ini diberlakukan,” pungkasnya. (*)

 

Reporter : Rayyan Tarigan
Editor        : Iqbal Hrp
Foto            :

Konten Terkait

Pertamina Patra Niaga Resmikan 7 Titik BBM Satu Harga Klaster Sumatera

Editor prosumut.com

Saham Boeing Terus Merosot

Editor prosumut.com

Realme C75, Smartphone Tahan Air, Benturan dan Baterai Awet dengan Harga Terjangkau

Editor prosumut.com

4 Poin Penting dalam kebijakan Belanja Pegawai di 2020

Editor prosumut.com

Dibenahi Luar Biasa, Pelabuhan Sibolga Diresmikan Jokowi

Ridwan Syamsuri

Usai Libur Panjang, Rupiah dan IHSG Melemah

admin2@prosumut
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara