Prosumut
Kesehatan

Cegah Difteri Dengan Rutin Imunisasi, Ini Kata Dokter

PROSUMUT – Difteri adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Penyakit tersebut bisa dicegah dengan rutin imunisasi.

“Penyakit difteri sebetulnya bisa dicegah dengan imunisasi. Seharusnya, penyakit ini sudah tidak ada lagi,” Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) Anak RSUP HAM, dr Ayodhia Pitaloka Pasaribu, Jumat 6 Desember 2019.

Menurut dia, kalau penyakit ini muncul, maka cakupan imunisasi tidak terlalu baik.

BACA JUGA:  Talk Show Hari Anak Nasional 2025 di The Clinic Pediatric Care Medan: Bahas Imunisasi, Peran Nutrisi dan Khitan

“Kalau satu kasus ada, maka akan ada kasus-kasus penyakit yang lain. Untuk menuntaskannya tidak bisa satu atau dua tahun saja. Sebagai contoh Rusia, negara itu butuh 10 tahun untuk membereskan difteri. Jadi, Indonesia juga membutuhkan waktu yang cukup panjang juga. Makanya, kita akan tetap ada kasusnya apabila imunisasinya cakupan tidak ditingkatkan,” ungkapnya.

Disebutkan Ayodhia, imunisasi bisa diberikan kepada anak dari usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan. Kemudian, diulangi lagi imunisasinya sampai usia sekitar kelas 5 sekolah dasar.

BACA JUGA:  Talk Show Hari Anak Nasional 2025 di The Clinic Pediatric Care Medan: Bahas Imunisasi, Peran Nutrisi dan Khitan

“Kalau hal ini dilakukan dengan baik, maka risiko terinfeksi bakteri tersebut akan sangat minimal,” sebutnya.

Ia menjelaskan, penularan penyakit tersebut lewat udara. Misalnya, melalui bersin atau batuk, bakteri atau kumannya akan berpindah kepada orang yang kontak langsung.

“Makanya, sangat dianjurkan menggunakan masker apabila ada yang sakit,” terangnya.

Ayodhia menambahkan, gejala khas penyakit ini batuk dan pilek biasa. Selanjutnya, demam tetapi tidak tinggi.

BACA JUGA:  Talk Show Hari Anak Nasional 2025 di The Clinic Pediatric Care Medan: Bahas Imunisasi, Peran Nutrisi dan Khitan

“Jika ada yang mengalami gejala tersebut ditambah nyeri menelan, terutama pada usia anak-anak maka sebaiknya langsung ke pusat kesehatan supaya mendapat pemeriksaan. Apabila dokternya mendapat selaput putih dalam mulutnya dan mudah berdarah bila disentuh, maka diagnosa perbandingan difteri harus masuk. Meskipun ada jenis penyakit yang lain pada gejala tersebut,” imbuhnya. (*)

Konten Terkait

Ini Mekanisme Masuk Isoter di Asrama Haji 

Editor prosumut.com

Perkembangan Covid-19 Sumut: Pasien Meninggal Bertambah Lagi

admin2@prosumut

Tips Pembuatan Hand Sanitizer dan Disinfektan

admin2@prosumut

Jubir Gugus Tugas Langkat Wafat di Medan: Positif Covid-19

admin2@prosumut

Kepala Puskesmas Tuntungan Positif Covid-19, Layanan Pindah ke Simalingkar

admin2@prosumut

RSUP HAM – 22 KPU Teken Kerja Sama Pemeriksaan Kesehatan Calon Kepala Daerah

Editor prosumut.com
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara