Prosumut
Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PDI Perjuangan dr Sofyan Tan saat acara Launching, Sosialisasi, dan Pelatihan Penggunaan Modul Ajar dengan Tema Keanekaragaman Hayati, dan Ekosistem Sumatera Utara di Medan.
Pendidikan

Modul Ajar Tentang Lingkungan Sasarannya Jangan Hanya Sekolah Umum

PROSUMUT – Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PDI Perjuangan dr Sofyan Tan menyampaikan modul ajar terkait keanekaragaman hayati dan ekosistem yang disusun dengan melibatkan lembaga penggiat dan pemerhati lingkungan adalah sesuatu yang baru dalam kurikulum.

Dia berharap modul tersebut jangan hanya disampaikan di sekolah-sekolah umum, tetapi dapat disosialisasikan langsung ke sekolah-sekolah elit dan besar.

“Ini harusnya yang diundang pesertanya sekolah-sekolah elit. Sasarannya ke sekolah-sekolah besar,” ujar Sofyan Tan dalam sambutannya saat membuka acara Launching, Sosialisasi, dan Pelatihan Penggunaan Modul Ajar dengan Tema Keanekaragaman Hayati, dan Ekosistem Sumatera Utara, yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara bersama Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) di Hotel Grand Kanaya, Medan, Senin 28 April 2025.

Sofyan Tan mengungkapkan dirinya pernah mendapatkan ada siswa sekolah setelah mendapatkan ilmu pengetahuan tentang alam dan lingkungan serta bagaimana tangan-tangan manusia yang turut andil merusak keseimbangan ekosistem lingkungan, protes ke orang tuanya yang memiliki banyak perkebunan sawit.

Pemahaman inilah menurutnya yang penting diajarkan ke siswa di sekolah-sekolah agar orang tua mereka tidak lagi memperluas kebun-kebun sawitnya.

“Biasanya kan sekolah seperti itu orang tuanya banyak kebun sawit,” ujar Sofyan Tan yang juga Ketua Dewan Pembina YEL itu.

Sofyan Tan dalam kesempatan itu mengupas detil bagaimana keterkaitan antara pohon dan orangutan yang dapat menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan dan perluasan perkebunan sawit yang menjadi ancamannya.

Dia menyampaikan, orangutan adalah duta penanaman pohon yang paling efektif jika pemerintah ingin menghijaukan hutan.

Jauh lebih efektif dibanding program penanaman pohon. Karena tanpa disuruh, orangutan yang sehari bisa memakan ribuan biji-bijian tanaman, dari hasil pembuangannya bisa secara alamiah menghasilkan bibit pohon yang tumbuh di hutan.

Pohon adalah adalah bagian dari sumber kehidupan bagi manusia karena menghasilkan oksigen. Dan pohon juga berfungsi sebagai penahan air yang ada di bumi untuk mencegah terjadinya banjir serta longsor.

Namun pada kenyataannya pohon-pohon di hutan semakin berkurang seiring dengan ancaman kepunahan orangutan, sehingga tidak heran jika perubahan iklim semakin cepat terjadi di dunia dan bencana banjir serta longsor selalu terjadi dimana-mana.

“Ini semua adalah bagian dari pembelajaran mendalam atau deep learning. Bagaimana kita bisa mendorong siswa memahami ilmu secara komprehensif dan berdampak bagi lingkungannya,” terang Sofyan Tan.

Hadir dalam acara, Kabid SMA Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara M Basir Hasibuan, Koordinator Analisis Mutu Kurikulum Dr Saut Aritonang, Ketua Yayasan Ekositem Lestari Kusnadi, Direktur Orangutan Haven Yosua Hutapea, serta peserta undangan para dosen, kepala sekolah dan guru. (*)

Editor: M Idris

BACA JUGA:  Sekjen Kemdiktisaintek Ingin Universitas Satya Terra Bhinneka Jadi Kampus yang Bertumbuh dan Berdampak

Konten Terkait

Mahasiswa Baru UISU Diminta Cepat Beradaptasi Miliki Skill, Etika dan Pengetahuan

Editor prosumut.com

Unpab Wisuda 1.296 Lulusan, Bangun Indonesia Lewat Desa

Editor prosumut.com

FTBI Sumut 2024, 8 Bahasa Daerah Diikutsertakan

Editor prosumut.com

Jadi Pembina Upacara di SMPN 39, Akhyar Ajak Siswa Tanamkan Nilai Kebangsaan 

Editor prosumut.com

Sofyan Tan Motivasi Mahasiswa Berani Bermimpi

Editor prosumut.com

Bukan Perhiasan dan Uang, Emak-emak di Tiga Juhar Hadiahkan Ini ke Sofyan Tan karena Anaknya Bisa Kuliah

Editor prosumut.com
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara