Prosumut
Pendidikan

Unpab Wisuda 1.296 Lulusan, Bangun Indonesia Lewat Desa

PROSUMUT – Universitas Pembangunan Panca Budi (Unpab) kembali mewisuda para lulusannya yang telah menyelesaikan studi. Tahun ini, sebanyak 1.296 lulusan Unpab dari berbagai program studi diwisuda di Selecta Hall, Medan, Rabu 21 Juni 2023.

Rektor Unpab Dr Muhammad Isa Indrawan SE MM mengatakan, wisuda ini merupakan wisuda yang ke-70.

“Nuansa wisuda tahun ini adalah Nusantara, dimana terdapat 8 etnis di Sumatera Utara pada busana atau pakaian yang digunakan,” kata rektor saat diwawancarai.

Ia mengungkapkan sebagai sebuah bangsa, Indonesia telah mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang, baik ekonomi, sosial, maupun teknologi.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan ini belum merata di seluruh penjuru negeri, terutama di daerah pedesaan. Padahal, desa merupakan bagian tak terpisahkan dari keberhasilan Indonesia sebagai negara.

“Daerah pedesaan yang kita miliki adalah pusat kehidupan yang kaya dengan kearifan lokal, budaya, dan keberagaman sebagai salah satu kekayaan terbesar bangsa kita.

Kita memiliki beragam suku, agama, bahasa, dan budaya yang membuat Indonesia begitu istimewa. Namun, keberagaman ini juga menghadirkan tantangan yang perlu kita hadapi bersama,” ujarnya.

Menurut rektor, membangun dari desa adalah salah satu komitmen pemerintah untuk menghadirkan pemerataan ekonomi yang berkeadilan.

Lahirnya Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, menempatkan desa sebagai pilar utama pembangunan.

Akan tetapi, sampai saat ini masih sering ditemukan kurangnya akses yang memadai terhadap infrastruktur desa. Infrastruktur yang baik, seperti jalan, listrik, air bersih, dan akses telekomunikasi, merupakan prasyarat penting untuk pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat desa.

Berdasarkan data BPS tahun 2022, Provinsi Sumatera Utara memiliki 6.132 daerah yang diklasifikasikan sebagai pedesaan (rural) yang tersebar di 33 kabupaten/kota. Tentunya memunculkan berbagai tantangan yang perlu mendapat perhatian semua pihak.

“Banyak wilayah pedesaan yang masih menghadapi tingkat kemiskinan yang tinggi, dengan akses terbatas terhadap lapangan kerja, pendidikan, dan layanan kesehatan yang memadai.

Selanjutnya, tantangan dalam membangun desa terkait penyerapan dana desa yang masih belum optimal, tingkat prevalensi balita gagal pertumbuhan (stunting) masih terkategori tinggi, perubahan iklim dan kerusakan lingkungan mengancam kehidupan masyarakat desa, khususnya dibeberapa daerah yang 70 persen penghidupan masyarakatnya masih bersumber pada pengelolaan sumber daya alam secara tradisonal.

“Tantangan ini memerlukan pendekatan yang komprehensif, termasuk peningkatan akses terhadap pendidikan, pengembangan ekonomi lokal yang berkelanjutan, pemberdayaan masyarakat, dan pendampingan, pembinaan, pelatihan yang terarah yang lebih difokuskan untuk pengembangan dan peningkatan kualitas SDM di desa,” sebutnya.

Ia berharap para lulusan yang baru diwisuda bisa berkiprah di tengah-tengah masyarakat, sesuai dengan program yang selama ini dilakukan oleh Universitas Pembangunan Panca Budi.

“Setiap mahasiswa dalam melakukan praktik kerja, itu diupayakan berada di pedesaan.

Kenapa di desa? Karena, desa masih banyak pembangunan yang tertinggal terutama infrastruktur maupun program-program untuk memajukan desa itu sendiri,” ungkap rektor.

Sebab, ke depan nantinya urbanisasi sudah berubah, orang akan banyak kembali ke desa. Untuk itu, perlu dipersiapkan sumber daya manusia atau generasi muda di desa sehingga bisa menjadi pemimpin di pedesaan guna menggerakkan perekonomian dan kesejahteraan di desa tersebut.

“Inilah yang menjadi tagline wisuda tahun ini, yaitu ‘Membangun Desa, Membangun Indonesia ‘,” ucapnya.

Kepada para lulusan yang baru diwisuda, rektor berpesan agar selalu menanamkan sikap jujur dan jangan pernah menyerah. Karena, pergerakan ekonomi sebetulnya lebih banyak di sektor swasta. Untuk itu, sangat diharapkan lulusan Unpab yang membuka lapangan kerja.

Lebih lanjut rektor mengatakan Universitas Panca Budi akan terus meningkatkan pelayanan, dalam hal ini pelayanan akademik dan tata kelola.

Layanan tata kelola yang dimaksud, yakni bagaimana mahasiswa mengisi KRS, memperoleh informasi tentang kampus dan sebagainya harus diperkuat.

Apalagi, saat ini merupakan era teknologi karenanya sistem yang ada perlu disesuaikan. Namun, tentunya dalam proses penyesuaian ini atau transformasi pasti ada kendala yang dihadapi lantaran terjadinya perubahan. Sebab, adaptasi dalam suatu perubahan membutuhkan waktu,” jelasnya.

Rektor menambahkan, transformasi layanan dan kurikulum yang sedang berjalan, diharapkan tahun ini dapat selesai sehingga tahun depan layanan akademik dan tata kelola sudah berbasis digitalisasi. (*)

Editor: M Idris

BACA JUGA:  Anak Indonesia Harus Sekolah, Begini Tips dari Sequis Persiapkan Dana Pendidikan

Konten Terkait

Diseminasi Kongres Bahasa Indonesia XII, Literasi dalam Kebinekaan untuk Kemajuan Bangsa

Editor prosumut.com

Sekolah Parulian Gelar Pelatihan Literasi Digital

Editor prosumut.com

Kepala Sekolah dan Pengawas Harus Miliki Kemampuan Mengidentifikasi

Editor prosumut.com