Prosumut
Ekonomi

Harga Ayam Mahal, Omset Pengusaha Kuliner Turun

PROSUMUT – Masih mahalnya harga daging ayam di beberapa pasar tradisional yakni berada di harga Rp 40.000 hingga Rp 44.000 per kg berdampak pada omset pengusaha kuliner yang menurun.

Seperti yang diungkapkan Evy, pelaku usaha katering yang mengaku kenaikan harga ayam ini  berpengaruh pada omzetnya.

“Kenaikan harga ayam ini memang menjadi kendala dan membuat turunnya omset. Sekarang beli harga ayam ini sekitar Rp 40.000 hingga Rp 42 000,” katanya pada wartawan, Rabu 10 Juni 2020.

Untuk itu, kuliner Evy kini mengarahkan pemesanan pilihan menu seafood dan ikan. Sebab jika tetap memesan ayam, biasanya menu masakannya akan diganti dengan menu yang bisa menggunakan potongan ayam kecil seperti ayam tangkap atau ayam lada hitam.

BACA JUGA:  Realme C85 Series, Smartphone Tangguh dan Dapat Diandalkan di Kondisi Ekstrem

“Tapi jika konsumen tetap minta menu yang potongan ayamnya besar seperti ayam goreng, jenis menu makanan lainnya kita buat menu yang kira-kira harganya akan seimbang jadi seperti subsidi silang. Karena customer kan hanya tahu harga makanannya sesuai paket,” ujar Evy.

Ia mengatakan menu ayam biasanya memang paling digemari. Saat sedang musim katering, iya bisa mendapat pesanan hingga seribu potong daging ayam.

BACA JUGA:  Cek Fakta Kondisi BBM di Medan, Sejumlah SPBU Kehabisan Stok

“Kalau sekarang harga dari peternak langsung juga tinggi. Harga daging ayam ini memang berfluktuasi, seperti saat sebelum puasa sampai Rp 22.000  normalnya biasa Rp 30.000 an, sekarang malah mahal,” katanya.

Sementara pengusaha kuliner lainnya, Putri mengatakan kenaikan harga daging ayam ini sangat berdampak pada usahanya. Pasca kenaikan harga daging ayam, omset pengusaha kebab frozen ini turun jauh.

“Karena gak mungkin menaikkan harga atau mengurangi isi. Apalagi saya menggunakan daging tanpa tulang atau daging ayam fillet, setiap hari juga harus berproduksi untuk  menyuplai kebab ke reseller,” katanya.

BACA JUGA:  Pertamina Patra Niaga Sumbagut Perkuat Upaya Pemulihan Sibolga dengan Dukungan Energi

Putri mengatakan dalam sehari ia  membutuhkan 20 kilogram daging ayam  fillet dan 10 kilogram daging sapi.

“Saya enggak mengurangi bahan, sayang sudah banyak langganan, nanti takutnya komplen. Menaikkan harga juga gak dululah, selama masih ada keuntungan walaupun jadi lebih sedikit,” pungkasnya.

Ia berharap agar harga daging ayam bisa segera turun. Jika dalam  sebulan ini harga daging ayam tidak turun terpaksa ia menaikkan harga jual kebab. (*)

 

Reporter : Nastasia
Editor        : Iqbal Hrp
Foto            :

Konten Terkait

Mulai Hari Ini, Indonesia Kurangi Ekspor Karet 98.160 Ton

Editor prosumut.com

Wacana Tax Amnesty Jilid II, WP Tak Patuh Jangan Diberi Ampun

Val Vasco Venedict

Tak Lebih 1 Persen, Inflasi Desember 2024 di Sumut Terjaga Baik

Editor prosumut.com

Penguatan Jaringan di Sumut, Tri Dorong Aktivitas Digital Masyarakat Lokal

Editor prosumut.com

Dampak Virus Corona, Saham Anjlok, Rupiah Turun, Harga Emas Naik

Editor prosumut.com

Semester I-2024, Indosat Catat Laba Bersih Rp2,7 T

Editor prosumut.com
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara