PROSUMUT – Yayasan Pusaka Indonesia (YPI) mendukung tema Hari Tanda Tembakau Sedunia (HTTS) 2020 yang digaungkan Kementerian Kesehatan RI. Mengusung tema Cegah Anak dan Remaja Indonesia dari Bujukan Industri Rokok yang sekaligus mengecam industri tembakau yang dinilai menggunakan segala cara untuk membuat anak-anak dan remaja tergoda untuk merokok.
Industri tembakau disebut juga telah menjadikan anak-anak dan remaja sebagai target pasar mereka. Apalagi berdasarkan data dari Riskesdas 2018 menunjukan peningkatan angka prevalensi perokok usia 10 – 18 tahun di Indonesia, dari 7,2 persen di tahun 2013 menjadi 9,1 persen di tahun 2018.
Ketua Badan Pengurus YPI, OK Syahputra Harianda mengatakan taktik yang dilakukan industri tembakau sangat kejam. Di beberapa negara, lanjutnya, pemasaran tembakau bahkan tak diatur oleh regulasi terkait.
“Tetapi di Indonesia, Kita bisa menemukan dan mendapatkan rokok dengan begitu mudahnya di mana saja, karenanya tidak heran jika Indonesia berada di posisi ketiga Negara dengan jumlah perokok tertinggi di dunia setelah China dan India, dengan tingkat konsumsi rokok tertinggi kedua di dunia setelah China. ” kata OK Syahputra, Rabu 3 Juni 2020.
Industri tembakau, kata OK Syahputa, jelas-jelas menargetkan remaja sebagai target pasarnya. Fakta yang ada di lapangan saat ini adalah sebanyak 90 persen perokok memulai kebiasaan merokoknya sebelum usia 18 tahun. “Dan itu disengaja, bukan sebuah ketidaksengajaan,” tegas dia.
Industri rokok telah melakukan berbagai cara manipulatif untuk menyasar para anak dan remaja, dari mulai bea siswa, olah raga bahkan sebagai sampai berbagi konser musik juga dibiayai oleh industri rokok.
Sementara Koordinator Advokasi Pengendalian Tembakau YPI, Elisabeth menyerukan pada semua sektor untuk membantu menghentikan taktik pemasaran industri tembakau dan industri-industri lainnya yang berbahaya bagi anak dan remaja, Hal ini penting untuk menjaga kualitas generasi penerus bangsa ini.
Jika sejak muda mereka telah mengkonsumsi rokok yang jelas berbahaya bagi kesehatan, kaum remaja akan gampang terjebak untuk menggunakan narkotika dan zat adiktif lainnya.
Menurutnya agresivitas industri rokok dengan mudah kita saksikan di televisi, iklan yang kerap muncul di media daring, hingga deretan billboard di jalan, panggung pentas music dan umbul-umbul yang meramaikan berbagai lapangan olahraga dengan berbagai tagline, bahkan sampai pada playing as the victim dengan mengkambing hitamkan buruh dan petani tembakau, harus diwaspadai oleh semua pihak, dan masyarakat khususnya kaum muda harus disadarkan tentang bahaya dan segera menghentikan konsumsi rokok.
Ditambahkan Elisabet bahwa bahaya rokok tidak hanya ditanggung oleh generasi saat ini, tetapi juga mempengaruhi satu generasi yang akan datang. Zat kimia dalam asap rokok akan terus mengikuti rantai kehidupan perokok hingga turun ke anaknya. (*)
Reporter : Nastasia
Editor : Iqbal Hrp
Foto :