Prosumut
Kesehatan

BKKBN Sumut Segera Intervensi Ibu Hamil dan Baduta, Targetkan Angka Stunting Turun Jadi 14 Persen

PROSUMUT – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumatera Utara (Sumut) segera mengintervensi ibu hamil dan bayi usia dua tahun (baduta) untuk percepatan penanganan stunting jangka pendek. Harapannya, angka stunting di Sumut bisa turun menjadi 14 persen.

Kepala Perwakilan BKKBN Sumut Munawar Ibrahim mengatakan, saat ini angka stunting di Sumut mencapai 18,9 persen. Angka tersebut turun 2,2 persen dari sebelumnya 21,1 persen.

“Target nasional angka stunting adalah turun mencapai 14 persen. Untuk di Sumut, tidak muluk-muluk dan ditargetkan turun menjadi 14,9 persen.

Namun kalau Sumut bisa turun jadi 14 persen atau di bawah 14 persen kenapa tidak,” ujarnya saat diwawancarai di sela-sela kegiatan Temu Kerja Stakeholder dan Mitra Kerja BKKBN dalam Rangka Penguatan Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) di Hotel Emerald Garden, Medan, Selasa 26 Maret 2024.

Munawar menuturkan, setelah mendengar arahan Sekretaris Utama BKKBN Pusat Tavip Agus Rayanto dan Pj Gubernur Sumut Hassanudin pada Rakerda Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Provinsi Sumatera Utara Tahun 2024 di Medan kemarin, dirinya sudah memiliki kesimpulan terkait langkah percepatan penurunan stunting.

BACA JUGA:  RSUP HAM dan Tim Dokter Arab Saudi Berhasil Operasi Bedah Jantung 25 Anak

“Kita akan tindak lanjuti menjelang akhir RPJMN (Rencana Pembangunan Nasional Jangka Menengah) Tahun 2020-2024 ini. Dimana, angka stunting nasional harus mencapai target 14 persen.

Beberapa hal yang harus kita tindak lanjuti segera adalah masalah pendataan. Kita akan data segera siapa saja warga Sumut, khususnya ibu hamil dan baduta,” kata Munawar.

Dalam pendataan itu, sambung dia, nantinya dibuat pula berbagai permasalahan terkait stunting yang dialami ibu hamil maupun baduta.

Misalnya, ibu hamil dari keluarga banyak anak, ibu hamil kurang gizi, baduta dengan perkembangan berat badan yang kurang, baduta kurang gizi dan baduta stunting.

“Ibu hamil dan baduta dengan berbagai permasalahan tersebut menjadi prioritas untuk segera ditangani. Dengan begitu, nantinya ketika Tim Kemenkes turun ke Sumut melakukan penilaian terkait stunting pada Oktober 2024 mendatang maka angka stunting di Sumut turun,” pungkas Munawar.

BACA JUGA:  Pemkab Langkat Masuk 5 Besar se-Indonesia Terkait Laporan Tercepat Intervensi Stunting

Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Hassanudin pada acara Temu Kerja Stakeholder dan Mitra Kerja BKKBN dalam Rangka Penguatan BAAS berharap, BAAS di Sumut semakin kuat. Bukan hanya terkait jumlah, tetapi juga langkah nyata dalam mengurangi anak stunting di Sumut.

“BAAS itu langkah riil dan langsung, tetapi kita ingin bukan hanya sebatas data, tetapi benar-benar dilaksanakan, sehingga jumlah anak-anak kita yang stunting bisa terkoreksi,” bilang Hassanudin.

Sebelumnya, Sekretaris Utama BKKBN Pusat Tavip Agus Rayanto mengatakan percepatan penurunan stunting jangka pendek dapat dilakukan dengan fokus terhadap ibu hamil dan anak di bawah usia 2 tahun.

“Ibu hamil akan segera melahirkan anak-anak. Harapannya, ibu hamil tersebut dalam kondisi sehat sehingga anak yang dilahirkan sehat juga. Artinya, tidak ada stunting bagi anak-anak yang dilahirkan dari ibu hamil tersebut

BACA JUGA:  Pemkab Langkat Masuk 5 Besar se-Indonesia Terkait Laporan Tercepat Intervensi Stunting

Sedangkan terhadap pertumbuhan anak usia 2 tahun, karena kalau anak usia 3 sampai 4 tahun butuh waktu panjang dan biayanya besar,” ujar Tavip saat temu pers pada Rakerda Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Provinsi Sumatera Utara Tahun 2024 di Medan kemarin.

Sebetulnya, lanjut Tavip, dalam menurunkan angka stunting dengan mengintervensi orang stunting, hal itu merupakan strategi yang kurang efektif.

Menurutnya, strategi yang efektif adalah melakukan pencegahan dan salah satunya terhadap bayi yang belum lahir atau ibu hamil.

Namun, jika sudah terlanjur lahir maka khususnya terhadap anak di bawah usia 2 tahun ditangani secara berkelanjutan.

“Dua hal itulah menjadi kepentingan jangka pendek untuk percepatan penurunan stunting,” tegasnya. (*)

Reporter: M Idris

Editor: M Idris

Konten Terkait

Kabar Positif Covid-19 Bertambah, Ini Kata Dinkes Batubara

admin2@prosumut

Sambut HKN 2023, Dinkes Sumut Gelar Pelayanan BKB dan Ragam Kegiatan

Editor prosumut.com

13 Hakim, 25 Pegawai dan Panitera PN Medan Positif Covid-19

Editor Prosumut.com