PROSUMUT – Meski diakui menimbulkan kegelisahan dan keprihatinan bagi beberapa kalangan, ceramah kontroversioal Ustaz Abdul Somad (UAS) yang menyinggung salib dianggap tidak perlu sampai dibawa ke ranah hukum.
“Kita memahami ini menimbulkan keresahan. Kita juga prihatin, tentu saja, karena sedikit banyak telah memancing kegaduhan dan kontroversi. Akan tetapi, iman Kristen sejati tidak akan terganggu dengan hal-hal semacam itu,” kata tokoh masyarakat Sumut, Dr RE Nainggolan, MM saat ditanya wartawan di Medan, Senin 19 Agustus 2019.
Sekdaprovsu 2008-2010 ini mengingatkan, saat ini Indonesia sedang fokus merajut kembali jalinan kebangsaan yang seperti tercerabut akibat dinamika politik yang begitu intens beberapa tahun belakangan.
“Energi kita benar-benar terkuras, tetapi hal-hal seperti ini selalu saja kembali memancing kita untuk reaktif. Saya kira, mari kita kedepankan kearifan dan kebesaran hati. Jadilah pengikut Kristus yang sejati, yang senantiasa mengedepankan kasih dan pengampunan,” kata pria yang pernah menjadi Ketua Umum Perayaan 50 tahun Dewan Gereja-gereja Asia dan Jubileum 150 Tahun HKBP ini.
RE malah mendorong agar semua pihak melakukan upaya terbaik untuk menghapuskan pasal-pasal karet penodaan agama ini.
“Ini menjadi duri dalam daging, penghambat langkah kita untuk terus maju sebagai bangsa, unggul dalam SDM, teladan dalam peradaban dunia,” katanya.
Di sisi lain, RE yg pernah didaulat sbgi tokoh lintas beragama itu juga mengingatkan agar semua pihak, terutama figur publik, para key opinion leaders, lebih berhati-hati dan arif dalam mengeluarkan pernyataan.
“Kita hidup di sebuah era tanpa batas dan sekat. Kini batas antara ruang privat dan publik sudah semakin kabur. Di semua tempat kamera-kamera ponsel siaga merekam apa pun ucapan dan perbuatan kita, dan dalam sekejap, bisa saja menjadi konten yang tersebar luas,” katanya.
Ketika ditanya, apakah semua kegaduhan ini merupakan sebuah grand design yang ingin mengacaukan kerukunan bangsa, RE tidak mau berandai-andai.
“Itu asumsi dan spekulasi. Faktanya, hal-hal semacam ini masih terus kita hadapi, dan oleh karenanya semua pihak harus tetap waspada, mengedepankan prasangka baik, demi terjaganya tenun kebangsaan kita,” katanya.
Menurutnya, saat ini bangsa sedang berada di jalur yang tepat dan benar menuju kemajuan dan keunggulan SDM.
“Kita fokus ke sana saja, jangan buang energi yang tidak perlu. Selain melelahkan, semua kegaduhan itu pun sia-sia saja,” katanya.
RE juga mengimbau agar pihak-pihak yang melaporkan UAS untuk mempertimbangkan kembali langkah itu.
“Tentu itu hak mereka sebagai warga negara. Kita juga sepakat, bahwa hukum adalah panglima. Saya sendiri juga bisa memahami kegelisahan dan keresahan mereka. Akan tetapi, sekali lagi, bangsa menuntut kita lebih dari sekadar itu. Ingatlah inti ajaran Yesus adalah kasih dan pengampunan,” pungkasnya. (*)