Prosumut
Ekonomi

April 2019, Inflasi Medan 1,30 Persen

PROSUMUT –  Pada bulan April 2019, Kota Medan mengalami inflasi sebesar 1,30 persen.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara (Sumut), ada empat kabupaten/kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sumut yang mengalami inflasi yakni Sibolga sebesar 1,15 persen, Pematangsiantar sebesar 1,03 persen dan Padangsidempuan sebesar 0,36 persen.

“Dari gabungan 4 kabupaten/kota IHK di Sumut di bulan April sebesar 1,23 persen,” kata Kepala BPS Sumut, Syech Suhaimi, Jumat 3 Mei 2019.

Lanjutnya, inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks seluruh kelompok pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 4,94 persen, kelompok makan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,06 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,12 persen.

BACA JUGA:  Keterampilan Kunci Utama Kesuksesan UMKM

Ada juga kelompok sandang sebesar 0,67 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,23 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,07, dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,22 persen.

“Namun, komoditas utama penyumbang inflasi selama bulan April 2019 di Medan antara lain cabai merah, bawang merah, bawang putih, kontrak rumah, mobil, kacang panjang dan cabai hijau,” terangnya.

BACA JUGA:  Optimalisasi Obligasi dan Sukuk sebagai Instrumen Pembiayaan Pembangunan Daerah

Suhaimi juga menambahkan dari 23 kabupaten/kota di Sumut yang tercatat inflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Medan sebesar 1,30 persen dengan IHK sebesar 140,66 dan terendah terjadi di Tanjung Pinang sebesar 0,16 persen dengan IHK 133,84.

Sementara Kabid Pelayanan Data Program Dinas Pertanian Sumut, Mugiono mengatakan terkait komoditas cabai sebagai salah satu penyumbang inflasi di Kota Medan dikarenakan cabai merah ini di pertengahan April masih seharga Rp 23.000 sampai Rp 24.000 dan di akhir April tembus Rp 35.000.

BACA JUGA:  Bank Indonesia Tingkatkan Pengetahuan Jurnalis Sumut Lewat Capacity Building, Harapkan Partisipasi Aktif

“Hal ini disebabkan di Kabupaten Batubara yang biasanya menanam tanaman cabai terjadi alih fungsi lahan ke tanaman padi. Hal ini disebabkan karena ada serangan hama penyakit di cabai. Sekitar 200 ha itu ada di Kecamatan Air Putih jadi akibat tidak ada populasi tanam makanya stok kosong. Apalagi ditambah akan kemarau panjang,” tukasnya.(*)

Konten Terkait

NTP Sumut Naik 1,58 Persen

Editor Prosumut.com

Kerugian Pedagang Rp 100 M, Aksi 22 Mei Lumpuhkan Pasar Tenabang

Val Vasco Venedict

Pedagang Online Resmi Dipajak

Val Vasco Venedict

2019, Inflasi Sumut Lebih Rendah dari Nasional

Editor prosumut.com

Penukaran Pecahan Rp75 Ribu Cukup Tinggi di BI Sumut

admin2@prosumut

Komisi X DPR RI Siap Kawal Pelaksanaan Sensus Ekonomi 2026

Editor prosumut.com
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara