Prosumut
Traveling

Mencekam! Situasi di Kokpit Jelang Lion JT 610 Jatuh, Ini Rekamannya

PROSUMUT – Tiga sumber yang diklaim mengetahui isi percakapan Cockpit Voice Recorder (CVR) Lion Air JT610 mengungkapkan situasi di dalam ruang kemudi sebelum pesawat berisi 189 orang tersebut jatuh ke laut pada 28 Oktober 2018.

Dikutip Dreams dari laman The Straits Times, Rabu 20 maret 2019, dari data rekaman itu diketahui pilot membuka buku panduan untuk mencari tahu masalah yang dihadapi.

Tapi sayang, mereka tak punya waktu untuk menyelamatkan Boeing 737 Max-8 tersebut.

Penyelidikan terhadap kecelakaan pesawat yang terbang dari Bandara Soekarno-Hatta ke Pangkalpinang itu mempertimbangkan bagaimana komputer memerintahkan pesawat menukik sebagai respons data akibat kesalahan sensor dan apakah pilot cukup terlatih untuk merespons dengan baik terhadap kondisi darurat itu.

Artikel yang dimuat laman The Straits Times itu memang tak menjelaskan secara detail isi rekaman di dalam CVR tersebut.

Sementara, Juru Bicara Lion Air, sebagaimana ditulis The Straits Times, menolak berkomentar banyak dan hanya mengatakan semua informasi dan data telah diserahkan kepada para penyelidik.

Menurut laporan sementara yang dirilis pada November tahun lalu, sang kapten menjadi pengendali pesawat saat Lion Air JT610 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta. Sedangkan petugas pertama atau kopilot mengendalikan radio.

Hanya dua menit setelah lepas landas, kopilot melaporkan adanya ‘masalah kontrol penerbangan’ ke air traffic control atau ATC. Kopilot mengatakan bahwa pilot ingin mempertahankan ketinggian terbang 5.000 kaki atau 1,524 meter.

Kopilot tidak merinci masalah yang dialami pesawat berisi 189 orang itu. Namun salah satu sumber mengatakan kecepatan udara disebut dalam rekaman percakapan kokpit atau CVR.

Sumber ke dua mengatakan indikator menunjukkan masalah pada layar kapten.

Kapten meminta kopilot untuk memeriksa buku panduan, yang berisi daftar periksa untuk peristiwa abnormal.

Selama sembilan menit berikutnya, jet itu memperingatkan pilot bahwa pesawat dalam kondisi stall dan mendorong hidung ke bawah sebagai respons.

Stall merupakan kondisi ketika aliran udara di atas sayap terlalu lemah untuk menghasilkan daya angkat dan membuat pesawat tetap terbang.

Kapten berusaha keras untuk menaikkan pesawat, tetapi komputer-yang masih salah- merasakan sebuah stall, terus menekan hidung pesawat menggunakan sistem trim. Biasanya, trim menyesuaikan permukaan kontrol pesawat untuk memastikannya terbang lurus dan datar.

“Mereka tampaknya tidak tahu trim bergerak turun. Mereka hanya memikirkan kecepatan udara dan ketinggian. Itulah satu-satunya hal yang mereka bicarakan,” kata sumber ke tiga. (*)

Konten Terkait

Per 1 Juli 2019, Lion Air Siap Beroperasi Menuju Majalengka

Editor prosumut.com

Modernisasi Kamar, Inna Parapat Sambut Liburan Akhir Tahun

Editor Prosumut.com

Pelaruga, Surga Wisata Tersembunyi di Kabupaten Langkat

Ridwan Syamsuri

30 Juta Data Penumpang Lion Air Grup Diduga Bocor, Diperjualkan di Pasar Gelap!

valdesz

Danau Siombak, Salah Satu Alternatif Liburan Weekend

Editor prosumut.com

Software 737 Max-8 Diperbaharui, CEO Boeing: Ini Taruhan Reputasi

Val Vasco Venedict
PROSUMUT
Inspirasi Sumatera Utara